Seksualitas pada wanita menjadi bahan perdebatan, tak terkecuali mitos-mitosnya. Ketahui pasti idan kupas faktanya, yuk!
Mitos: Gairah seks wanita lebih kecil
Fakta: Tidak benar, kalaupun iya, ini hanya terjadi pada wanita yang menderita disfungsi seksual
Tidak bergairah terhadap seks merupakan salah satu gejala disfungsi seksual. Gejala lain adalah tidak mampu mencapai orgasme, dan rasa sakit saat berhubungan intim. Selain itu, ada beberapa faktor lain yang bisa mengurangi atau menurunkan gairah seks wanita. Yang jelas, sepanjang wanita sehat, maka gairah seksualnya akan sama seperti pada pria, kok. Barangkali yang berbeda adalah caranya. Pria lebih terbuka mengungkapkan perasaan dan keinginannya, sementara wanita lebih tertutup dan cenderung menunggu.
Mitos: Seks tidak penting!
Fakta: Meski bukan yang utama, seks masuk hitungan prioritas
Seks tidak penting? Tidak sepenuhnya benar. Yang jelas, seks juga termasuk salah satu prioritas wanita, meskipun bukan yang paling utama. Buat wanita, seks bukanlah segalanya, apalagi dalam konteks hubungan suami-istri. Wanita cenderung memberi perhatian lebih banyak kepada hal-hal yang berkaitan dengan rasa nyaman, kecocokan, dan kelancaran komunikasi suami-istri. Jadi, seks tetap penting, namun masih banyak juga hal lain yang juga harus diberi perhatian.
Mitos: Orgasme = G-spot
Fakta: Orgasme tak selalu terjadi karena G-spot
Memang benar, setiap wanita memiliki G-spot (Grafenberg Spot). Dan sudah banyak diketahui bahwa G-spot merupakan pusat rangsangan seksual pada vagina. Namun, tidak selalu G-spot itu bisa membuat wanita memperoleh orgasme. Jadi, jangan menjai G-spot sebagai satu-satunya harapan untuk memperoleh kenikmatan. Masih banyak jalan lain ke Roma, masih banyak cara supaya bisa memperoleh kepuasan hubungan suami-istri. Misalnya, melalui foreplay yang intens, sentuhan, komunikasi selama hubungan intim, dan sebagainya.
Mitos: Wanita enggan membicarakan seks karena tabu
Fakta: Sebagian besar wanita justru lebih sering membicarakan seks daripada pria
Ngomongin seks? Tabu ah! Tidak benar juga. Bahkan, menurut penelitian sebagian besar wanita terbukti lebih sering membincangkan seks di antara mereka ketimbang kaum pria. Topik-topik yang disukai wanita antara lain, soal penampilan lawan jenis, penyakit menular seksual, rangsangan seksual, dan kontrasepsi yang tepat. Topik lain yang juga menjadi minat wanita adalah soal pengalaman berkencan dan indahnya hubungan yang romantis. Sementara kaum pria lebih suka membicarakan persoalan seks secara umum. Namun, tentu ada juga wanita yang tidak suka membicarakan seks.
Mitos: Wanita etnis tertentu seksnya hebat
Fakta: Salah! Secara fisik, tidak ada perbedaan pada vagina karena berbeda etnis
Banyak mitos seputar kehebatan seputar kehebatan seksual wanita dari etnis tertentu yang beredar luas di masyarakat, dan ini jelas tidak benar. Mitos itu diantaranya menyebutkan adanya perbedaan vagina dari etnis tertentu, yang membuat aktivitas seksualnya berbeda ketimbang wanita dari etnis lain. Secara fisik, jelas tidak ada perbedaan pada vagina berdasarkan etnis. Kalaupun terjadi perbedaaan aktivitas seksual, bisa jadi itu dipengaruhi oleh nilai dan budaya etnis tersebut.
Mitos: Berfantasi dengan pria lain saat berhubungan seksual, wanita tidak setia
Fakta: Wanita tetap setia, membayangkan pria lain hanyalah untuk menaikkan gairah seksual saja
Memang secara umum, wanita tidak biasa memiliki fantasi seks dengan pria lain. Namun, tidak semua wanita dapat menerima kondisi 100 persen pasangannya. Berfantasi dengan pria lain sebenarnya hanya untuk membuatnya lebih bergairah, sehingga ia tetap setia.
Mitos: Vagina kering lebih oke
Fakta: Vagina kering membuat perempuan tidak nyaman melakukan hubungan intim
Justru vagina yang kering selama hubungan intim bisa membuat wanita merasa sakit dan tidak nyaman. Secara alamiah, vagina akan mengeluarkan cairan. Cairan inilah yang menjadikan vagina basah selama proses hubungan seks. Vagina kering justru mengindikasikan bahwa wanita belum siap untuk melakukan hubungan intim. Mitos ini sangat kuat pengaruhnya, sehingga kemudian muncul produk-produk jamu dan kesehatan yang menawarkan jaminan vagina akan tetap kering.
Mitos: Orgasme lewat penetrasi penis
Fakta: Perempuan lebih sering mendapat orgasme lewat alternatif lain
Hasil penelitian menunjukkan, hanya sedikit persentase wanita yang sering mengalami orgasme melalui penetrasi penis ke vagina. Sisanya, wanita lebih sering memperoleh orgasme melalui hal-hal lain di luar penetrasi penis. Misalnya, sentuhan pada klitoris, foreplay yang intens, dan sebagainya.
Mitos: Penis panjang menjadi jaminan
Fakta: Ukuran tak selalu menjadi jaminan kepuasan
Ini mitos yang sangat sering kita dengar dan sama sekali tidak benar. Jika menyangkut dimensi, maka fakta yang muncul adalah penis yang besar lebih bisa memberi kepuasan ketimbang penis yang panjang. Dengan kelebarannya. Maka penis akan bisa memberi stimulasi di bagian dinding mulut vagina, yang merupakan bagian sensitif pemicu kenikmatan (lokasi G-spot terletak sekitar 4 cm dari mulut vagina). Apalagi, kedalaman vagina juga sangat terbatas. Fakta lain, banyak wanita yang memperoleh orgasme bukan hanya karena penetrasi penis. Jadi, lupakan soal ukuran!
Mitos: Nggak doyan film biru
Fakta: Wanita bisa-bisa saja suka film biru
Salah. Survei tahun 2006 yang dilakukan sebuah universitas terkemuka di AS menunjukkan bahwa aktivitas saraf-saraf otak pada pria dan wanita yang menonton film biru ternyata sama. Artinya, wanita pun menyukai film biru, sepanjang itu demi kepuasan hubungan intim dengan pasangan.
Fakta: Tidak benar, kalaupun iya, ini hanya terjadi pada wanita yang menderita disfungsi seksual
Tidak bergairah terhadap seks merupakan salah satu gejala disfungsi seksual. Gejala lain adalah tidak mampu mencapai orgasme, dan rasa sakit saat berhubungan intim. Selain itu, ada beberapa faktor lain yang bisa mengurangi atau menurunkan gairah seks wanita. Yang jelas, sepanjang wanita sehat, maka gairah seksualnya akan sama seperti pada pria, kok. Barangkali yang berbeda adalah caranya. Pria lebih terbuka mengungkapkan perasaan dan keinginannya, sementara wanita lebih tertutup dan cenderung menunggu.
Mitos: Seks tidak penting!
Fakta: Meski bukan yang utama, seks masuk hitungan prioritas
Seks tidak penting? Tidak sepenuhnya benar. Yang jelas, seks juga termasuk salah satu prioritas wanita, meskipun bukan yang paling utama. Buat wanita, seks bukanlah segalanya, apalagi dalam konteks hubungan suami-istri. Wanita cenderung memberi perhatian lebih banyak kepada hal-hal yang berkaitan dengan rasa nyaman, kecocokan, dan kelancaran komunikasi suami-istri. Jadi, seks tetap penting, namun masih banyak juga hal lain yang juga harus diberi perhatian.
Mitos: Orgasme = G-spot
Fakta: Orgasme tak selalu terjadi karena G-spot
Memang benar, setiap wanita memiliki G-spot (Grafenberg Spot). Dan sudah banyak diketahui bahwa G-spot merupakan pusat rangsangan seksual pada vagina. Namun, tidak selalu G-spot itu bisa membuat wanita memperoleh orgasme. Jadi, jangan menjai G-spot sebagai satu-satunya harapan untuk memperoleh kenikmatan. Masih banyak jalan lain ke Roma, masih banyak cara supaya bisa memperoleh kepuasan hubungan suami-istri. Misalnya, melalui foreplay yang intens, sentuhan, komunikasi selama hubungan intim, dan sebagainya.
Mitos: Wanita enggan membicarakan seks karena tabu
Fakta: Sebagian besar wanita justru lebih sering membicarakan seks daripada pria
Ngomongin seks? Tabu ah! Tidak benar juga. Bahkan, menurut penelitian sebagian besar wanita terbukti lebih sering membincangkan seks di antara mereka ketimbang kaum pria. Topik-topik yang disukai wanita antara lain, soal penampilan lawan jenis, penyakit menular seksual, rangsangan seksual, dan kontrasepsi yang tepat. Topik lain yang juga menjadi minat wanita adalah soal pengalaman berkencan dan indahnya hubungan yang romantis. Sementara kaum pria lebih suka membicarakan persoalan seks secara umum. Namun, tentu ada juga wanita yang tidak suka membicarakan seks.
Mitos: Wanita etnis tertentu seksnya hebat
Fakta: Salah! Secara fisik, tidak ada perbedaan pada vagina karena berbeda etnis
Banyak mitos seputar kehebatan seputar kehebatan seksual wanita dari etnis tertentu yang beredar luas di masyarakat, dan ini jelas tidak benar. Mitos itu diantaranya menyebutkan adanya perbedaan vagina dari etnis tertentu, yang membuat aktivitas seksualnya berbeda ketimbang wanita dari etnis lain. Secara fisik, jelas tidak ada perbedaan pada vagina berdasarkan etnis. Kalaupun terjadi perbedaaan aktivitas seksual, bisa jadi itu dipengaruhi oleh nilai dan budaya etnis tersebut.
Mitos: Berfantasi dengan pria lain saat berhubungan seksual, wanita tidak setia
Fakta: Wanita tetap setia, membayangkan pria lain hanyalah untuk menaikkan gairah seksual saja
Memang secara umum, wanita tidak biasa memiliki fantasi seks dengan pria lain. Namun, tidak semua wanita dapat menerima kondisi 100 persen pasangannya. Berfantasi dengan pria lain sebenarnya hanya untuk membuatnya lebih bergairah, sehingga ia tetap setia.
Mitos: Vagina kering lebih oke
Fakta: Vagina kering membuat perempuan tidak nyaman melakukan hubungan intim
Justru vagina yang kering selama hubungan intim bisa membuat wanita merasa sakit dan tidak nyaman. Secara alamiah, vagina akan mengeluarkan cairan. Cairan inilah yang menjadikan vagina basah selama proses hubungan seks. Vagina kering justru mengindikasikan bahwa wanita belum siap untuk melakukan hubungan intim. Mitos ini sangat kuat pengaruhnya, sehingga kemudian muncul produk-produk jamu dan kesehatan yang menawarkan jaminan vagina akan tetap kering.
Mitos: Orgasme lewat penetrasi penis
Fakta: Perempuan lebih sering mendapat orgasme lewat alternatif lain
Hasil penelitian menunjukkan, hanya sedikit persentase wanita yang sering mengalami orgasme melalui penetrasi penis ke vagina. Sisanya, wanita lebih sering memperoleh orgasme melalui hal-hal lain di luar penetrasi penis. Misalnya, sentuhan pada klitoris, foreplay yang intens, dan sebagainya.
Mitos: Penis panjang menjadi jaminan
Fakta: Ukuran tak selalu menjadi jaminan kepuasan
Ini mitos yang sangat sering kita dengar dan sama sekali tidak benar. Jika menyangkut dimensi, maka fakta yang muncul adalah penis yang besar lebih bisa memberi kepuasan ketimbang penis yang panjang. Dengan kelebarannya. Maka penis akan bisa memberi stimulasi di bagian dinding mulut vagina, yang merupakan bagian sensitif pemicu kenikmatan (lokasi G-spot terletak sekitar 4 cm dari mulut vagina). Apalagi, kedalaman vagina juga sangat terbatas. Fakta lain, banyak wanita yang memperoleh orgasme bukan hanya karena penetrasi penis. Jadi, lupakan soal ukuran!
Mitos: Nggak doyan film biru
Fakta: Wanita bisa-bisa saja suka film biru
Salah. Survei tahun 2006 yang dilakukan sebuah universitas terkemuka di AS menunjukkan bahwa aktivitas saraf-saraf otak pada pria dan wanita yang menonton film biru ternyata sama. Artinya, wanita pun menyukai film biru, sepanjang itu demi kepuasan hubungan intim dengan pasangan.
KOMPAS.com
0 komentar:
Post a Comment
Coment dengan bahasa yang baik dan sopan yah, jangan lupa kirimkan kritik dan saran-nya, terima kasih...
**Salam Blogger**