Untuk penerbangan pulang ke Surabaya dari Denpasar ini saya sudah memesan tiket maskapai favorit saya yaitu Mandala. Tiket sudah saya beli tiga minggu sebelumnya dengan harga yang sangat murah, hanya 24.000. Tidak ada maskapai manapun yang memberikan tiket semurah ini untuk rute DPS-SUB kecuali Mandala. Saya beruntung bisa mendapatkannya. Berikut ini adalah trip report yang saya buat untuk penerbangan tersebut.
Flight Detail:
Date: November 15, 2010
Airline: Mandala Airlines
Flight No: RI-567
Route: Denpasar (DPS)-Surabaya (SUB)
Departure Time: 17.55 LT (scheduled), 17.47 LT(actual)
Arrival Time: 17.45 LT (scheduled), 17.45 LT(actual)
Aircraft: Airbus A320-200
Registration: PK-RML
Class: Economy
Seat: 20F
Begitu tiba di Bandara Ngurah Rai saya langsung masuk ke ruang check in. Antrian untuk masuk ruang check in sore itu cukup mengular. Banyak banget penumpang yang akan meninggalkan Bali sore itu. Sampai di ruang check in keadaannya sama. Ruang check in padet banget. Terminal domnestik Bandara Ngurah Rai sudah terasa sangat tidak nyaman.
Untung saja antrian check in Mandala untuk penerbangan ke Surabaya tidak terlalu ramai. Dengan cepat saya dapat melakukan check in. Seperti biasa staf Mandala melayani penumpang dengan sangat ramah. Mbak-mbak di check in counter tersebut menanyakan kepada saya apakah saya membawa barang bagasi lebih dari satu? Tentu saja saya jawab tidak, karena saya hanya membawa tas ransel ukuran keil yang ada di pundak saya.
Memang mulai tanggal 15 November 2010 bertepatan dengan penerbangan saya ini para penumpang Mandala hanya digratiskan membawa satu buah (tas) barang bawaan ke kabin. Jika membawa lebih dari satu tentu saja harus membayar. Jika penumpang membawa barang yang dimasukkan ke dalam bagasi juga harus bayar. Untuk mendapatkan kursi yang diinginkan serta jika tidak mau antri saat check in dan boarding juga bisa membayarnya. Pelayanan ini mirip sekali seperti yang dilakukan oleh AirAsia Group. Apalagi harga yang ditawarkan Mandala juga cukup murah seperti halnya AirAsia.
Selesai check in saya langsung menuju ke boarding room. Sebelumnya membayar airport tax dulu sebesar 30.000 dan melewati security check. Begitu sampai boarding room keadaannya lebih parah daripada di ruang check in tadi. Penumpang menumpuk, ruang tunggu sangat padat, dan banyak penumpang tidak mendapatkan tempat duduk. Saya termasuk yang tidak mendapatkan tempat duduk dan harus duduk di lantai bersama banyak penumpang lainnya.
Sesekali saya berkeliling untuk mencari tempat duduk, tapi tidak ada satupun tempat duduk yang tersisa. Mungkin juga penyebab menumpuknya penumpang sore itu karena banyak penerbangan yang delay seperti Garuda, Batavia, dan Sriwijaya yang semuanya tujuan Jakarta. Di beberapa sudut saya melihat komputer yang bisa digunakan untuk internetan secara gratis yang disediakan oleh pengelola bandara, namun setelah saya coba dari tidak ada yang bisa connect internet. Payah banget lah pokoknya.
Pukul 17.35 petugas mengumumkan boarding untuk penumpang Mandala tujuan Surabaya dan Jakarta. Antrian boarding cukup banyak tapi tetep rapi dan lancar. Wah berarti nggak akan ada delay ini seperti yang terjadi kepada penumpang Batavia, Garuda, dan Sriwijaya. Good job Mandala!!
Kebetulan hari itu pesawat parkir tidak jauh dari boarding gate. Penumpang cukup berjalan kaki untuk menuju pesawat. Tepat di depan gate terparkir pesawat Batavia A320 yang telat datang dari Jakarta. Pesawat yang akan saya naiki parkir di sebelahnya. Ternyata kali ini Mandala menggunakan Airbus A320 dengan registrasi PK-RML. Sebelumnya saya sudah pernah naik PK-RML untuk rute Jakarta-Yogyakarta. Saat itu PK-RML masih menggunakan livery warna merah milik Air Deccan. Dengan usia PK-RML yang kurang dari tiga tahun, pesawat ini masih bisa dibilang baru.
Sebelum masuk ke pesawat saya mengambil beberapa foto pesawat yang akan saya naiki ini. Saat mengambil foto tiba-tiba terdengar suara pesawat yang landing. Ternyata sebuah Airbus A330 milik Garuda Indonesia. Cantik banget ngeliat pesawat ini landing. Nggak tau kapan bisa nyobain Garuda lagi, mahal euy tiketnya. Nggak cocok untuk para mahasiswa. Hahaha..
Saya masuk melalui pintu belakang karena tempat duduk saya ada di belakang. Di pintu masuk penumpang disambut oleh mbak mugari yang cantik dan ramah khas Mandala. Kemudian saya mencari tempat duduk saya di 20F. Setelah mendapatkan tempat duduk, saya lihat di sebelah ada pesawat Sriwijaya Boeing 737-400 PK-CJV dengan nose name 'Leone'. Rupanya sudah push back dan akan berangkat duluan.
Setelah para penumpang masuk semua, pintu pesawat segera ditutup, pesawat pun push back, dan segera taxi menuju runway 09. Setelah saya perhatikan ternyata di seberang tempat duduk saya ada Bondan Prakoso beserta rombongannya. Mungkin mereka baru saja konser di Bali. Saat taxi, mbak mugari mulai memperagakan safety demo. Seperti biasanya, ada yang memperhatikan dan ada juga yang sibuk ngobrol atau baca majalah. Padahal sangat penting lho memperhatikan safety demo karena walaupun sudah sering naik pesawat, prosedur evakuasi kalau terjadi kecelakaan juga berbeda antara maskapai yang satu dan yang lainnya. Apalagi kalau pesawatnya juga beda, pasti sangat berbeda prosedurnya. Namun ada yang unik setelah mbak mugari selesai melakukan safety demo, para penumpang memberikan tepuk tangan kepada mbak mugari. Nice!!.. :D
Pada penerbangan ini dipimpin oleh Capt. H. Fatahullah. Pasti Om Tumpenk sama Om Injun kenal ini. Hehehe.. Penerbangan ke Surabaya akan ditempuh dalam waktu 40 menit dengan ketinggian jelajah 21.000 kaki di atas permukaan laut dengan cuaca yang cukup bagus.
Sampai di ujung runway 09 tempat dimana saya hari ini dan kemaren spotting di Pantai Tuban, deru mesin pesawat menjadi kencang dan langsung meluncur untuk segera take off. Sore itu matahari sudah mulai terbenam di sisi barat. Pesawat take off dengan cukup powerful. Akhirnya, selamat tinggal Bali.
Tidak banyak yang bisa dilakukan setelah pesawat mengudara. Satu-satunya hiburan yang ada hanyalah membaca inflight magazine yang ada di pocket seat. Cukup menarik juga majalah yang disediakan Mandala ini. Penumpang lain juga banyak yang lebih memilih untuk tidur meskipun penerbangan cukup singkat.
Tidak lama kemudian pesawat sudah menuruni jelajah ketinggian. Malah Bandara Juanda Surabaya sudah terlihat di sebelah kanan saya. Saya mengira pesawat akan landing dari runway 28. Ternyata dugaan saya keliru. Pesawat terbang sejajar dengan runway lalu putar balik ke kanan dan akan landing dari runway 10. Semakin dekat terlihat rongsokan pesawat di Merpati Maintenance Facility. Kemudian pesawat touchdown dan landing dengan sangat mulus. Para penumpang kembali bertepuk tangan untuk pilot yang mendaratkan pesawat dengan sempurna. Nggak tau kenapa dari tadi penumpang cukup gemar mengapresiasi para crew yang ada. Sebuah pengalaman langka yang sangat jarang saya temui, bahkan ini adalah pertama kalinya.
Pesawat kemudian menuju ke apron dan parkir dengan sempurna. Setelah pintu dibuka, penumpang tujuan Surabaya dipersilahkan turun melalui pintu depan karena yang dibuka hanya pintu depan saja. Kali ini menggunakan garbarata. Sedangkan penumpang dengan tujuan akhir Jakarta diminta untuk tetap duduk di pesawat.
Saya sepertinya menjadi penumpang yang terakhir turun. Suasana Bandara Juanda sore itu cukup sepi, nggak terlalu banyak penumpang di ruang tunggu. Hal yang sangat jauh berbeda jika dibandingkan pada pagi hari. Tidak berlama-lama di dalam, saya langsung keluar melalui pintu kedatangan domestik. Lalu saya membeli tiket Bus Damri yang ada di depant pintu kedatangan untuk menuju ke kota.
Ya itulah sekelumit cerita dari perjalanan saya dengan Mandala pada tanggal 15 November 2010 yang lalu. Hal yang sangat mengejutkan ketika dua bulan kemudian saya mendengar kabar dari teman-teman Indoflyer dan internal Mandala bahwa tanggal 13 Januari 2011 Mandala akan berhenti beroperasi.
Sebuah kehilangan yang cukup besar karena Mandala merupakan maskapai favorit saya. Untuk tahun 2010 memang saya tidak terlalu banyak pergi dengan pesawat terbang. Total saya hanya terbang sebanyak 13 kali. Dari total tersebut sebanyak 5 penerbangan menggunakan jasa Mandala, sedangkan sisanya menggunakan Citilink, Sriwijaya, Lion, Wings, dan Merpati.
Berdasarkan info bangkrutnya Mandala dikarenakan perselisihan antara dua pemegang saham yaitu Cardig International dan Indigo Partner. Keduanya menginginkan kebijakan yang berbeda. Ditambah lagi harga sewa pesawat yang digunakan Mandala sangat tinggi membuat perusahaan mengembalikan beberapa pesawat yang disewa. Pesawat yang awalnya berjumlah 11 berkurang menjadi 5 pesawat. Dengan minimnya jumlah armada ini merepotkan operasional Mandala. Penerbangan sering delay lama, bahkan nggak jarang penerbangan dibatalkan karena ada pesawat yang rusak sedangkan pesawat yang lain tidak bisa mem-back up. Kalah diberbagai sektor membuat Mandala semakin rugi dan akhirnya memutuskan berhenti beroperasi untuk menghindari kerugian yang semakin besar.
Pemerintah memberi waktu Mandala selama 45 hari untuk terbang kembali. Jika dalam waktu 45 hari belum terbang, ijin rute Mandala akan dicabut. Dan jika dalam waktu 1 tahun belum terbang juga SIUP Mandala akan dicabut. Kemaren (28 Februari 2011) tepat 45 hari Mandala berhenti beroperasi dan belum ada tanda-tanda akan segera terbang kembali.
Dalam waktu 45 hari tersebut manajemen melakukan negosiasi kepada para kreditur untuk mengkonversi piutang mereka dalam bentuk saham. Sebagian besar kreditur setuju, tinggal menunggu hasil sidang PKPU tanggal 3 Maret 2011 yang akan datang. Selain itu Mandala juga bernegosiasi kepada calon investor untuk menyuntikkan dana agar Mandala bisa beroperasi kembali. Konon beberapa investor seperti PT Sinar Mas, PT LCNC (bergerak dalam bidang penyewaan pesawat), Jetstar, dan beberapa perusahaan lain sudah tertarik untuk berinvestasi di Mandala.
Ya siapapun investornya saya berharap agar Mandala bisa terbang kembali menghiasi langit Indonesia. Sayang banget kalau maskapai swasta tertua di Indonesia dengan pelayanan yang sangat baik harus bangkrut seperti halnya Bouraq dan Sempati. Saya sebenernya juga masih punya beberapa tiket Mandala untuk penerbangan bulan Mei. Tiket tersebut belum saya refund dan tidak ada niat untuk melakukan refund. Memang nilainya kecil tapi paling nggak bisa membantu untuk tidak merepotkan karyawan Mandala. Semoga penerbangan saya ini bukan yang terakhir kalinya dengan Mandala.
0 komentar:
Post a Comment
Coment dengan bahasa yang baik dan sopan yah, jangan lupa kirimkan kritik dan saran-nya, terima kasih...
**Salam Blogger**