Ketidakcocokan kelompok darah antara Raja Henry VIII dan istrinya adalah penyebab masalah reproduksi Raja Tudor tersebut. Kondisi genetika yang berkaitan dengan kelompok darah itu mungkin juga dapat menjelaskan perubahan paruh baya Henry menjadi tiran yang cacat fisik maupun mental yang mengeksekusi dua dari sederet istrinya.
Riset yang dilakukan Catrina Banks Whitley, ahli bioarkeologi dari Museum of New Mexico, dan Kyra Kramer, pakar antropologi, memperlihatkan keguguran yang berulang kali dialami para istri Henry dapat dijelaskan bahwa darah raja itu membawa antigen Kell. Perempuan negatif Kell yang menikah dengan pria positif Kell dapat melahirkan bayi positif Kell dalam kehamilan pertamanya. Namun antibodi yang terbentuk pada kehamilan pertama itu akan menyerang janin positif Kell pada kehamilan berikutnya.
Seperti yang dipublikasikan dalam The Historical Journal, pola ketidakcocokan kelompok darah Kell itu konsisten dengan kehamilan dua istri pertama Henry, Katherine of Aragon dan Anne Boleyn. Jika Henry juga menderita sindrom McLeod, kelainan genetik yang spesifik pada kelompok darah Kell, hal itu akan menjelaskan perubahan drastis kepribadian dan fisik pria tersebut. Henry, yang semula kuat, atletis, dan dermawan, berubah menjadi sosok paranoid kejam serta nyaris tak bisa bergerak karena gemuk dan cedera kaki ketika menginjak usia 40 tahun. "Kami telah mengidentifikasi kondisi medis penyebab masalah reproduksi Henry dan kemunduran psikologisnya," kata Whitley.
Henry mengawini enam perempuan, dua di antaranya dihukum mati, dan mengoyak hubungan Inggris dengan Gereja Katolik. Semua itu demi memperoleh anak laki-laki sebagai ahli waris takhta.
Sejarawan telah lama memperdebatkan teori penyakit dan cedera yang mungkin dapat menjelaskan penurunan kondisi fisik dan perilaku tiran mengerikan yang mulai terlihat setelah ulang tahun ke-40 tahun. Hanya sedikit yang memperhatikan gagalnya kehamilan para istri Henry karena menganggapnya sebagai akibat nutrisi buruk, tidak higienis, dan penanganan medis primitif, tapi Whitley serta Kramer menentang teori yang menuding sifilis sebagai faktor penyebab.
Seorang ayah positif Kell sering kali menyebabkan pasangannya tak bisa melahirkan bayi sehat. Mayoritas individu dalam kelompok darah Kell adalah negatif Kell, sehingga ayah positif Kell yang langka menciptakan masalah reproduksi. "Kami telah melacak kemungkinan transmisi gen positif Kell dari Jacquetta of Luxembourg, nenek buyut dari pihak ibu raja," kata Whitley.
0 komentar:
Post a Comment
Coment dengan bahasa yang baik dan sopan yah, jangan lupa kirimkan kritik dan saran-nya, terima kasih...
**Salam Blogger**