Friday, February 18, 2011

Suasana Ketika Kita Berada di Bulan

1) Langit hitam dan tidak ada warna-warni seperti saat matahari terbenam karena kita membutuhkan atmosfer untuk menyebarkan cahaya supaya dapat melihat warna-warninya.


2) Tak ada suara karena suara membutuhkan udara agar bisa terdengar


3) Bumi terlihat seperti sebuah bola raksasa berwarna biru


4) Gravitasi bulan hanya seperenam gravitasi bumi. Jika berat kita di bumi 36 kg, maka berat kita di bulan akan sama dengan seekor anjing kecil


5) Di bulan, kita bisa melempar sebuah bola lebih jauh, melompat lebih tinggi, dan merasa seakan-akan kita melakukan lompat jauh melayang pada setiap langkah! Setiap kali kita memukul bola kasti misalnya, bolanya akan terbang jauh sampai tak terlihat


6) Di bulan, kita akan menjadi lebih tinggi. Di bumi, gravitasi menekan tulang-tulang di punggung kita, sehingga menyatu sangat kuat. Namun di bulan, gravitasi yang lebih rendah membuat tulang-tulang punggung kita tidak terkumpul terlalu padat. Ruang eksta memberi kita tinggi ekstra.


Pohon Meriam,mengerikan !

Meskipun Pohon Cannonball diyakini berasal dari hutan tropis Amerika Selatan timur laut, menurut teks-teks India kuno, pohon telah berkembang di India selama dua atau tiga ribu tahun terakhir setidaknya maka ada kemungkinan bahwa berasal dari India juga.

cannonball-tree (13)
cannonball-tree (9)
cannonball-tree (2)
cannonball-tree (3)
cannonball-tree (7)
cannonball-tree (5)
cannonball-tree (1)
cannonball-tree (11)
sumber :http://www.amusingplane

Baby Niken Orbitan Baru Ahmad Dhani, Duplikat Mulan Jameela

Untuk menangkis gosip yang terus beredar soal Mulan Jameela hamil, kini pihak Republik Cinta Managament (RCM) telah meroketkan artis terbarunya Baby Niken yang wajah dan postur tubuhnya mirip penyanyi Mulan Jameela. “Banyak yang bilang aku sekilas mirip Mulan Jameela, termasuk Mas Dhani, aku dari Desember 2010 gabung di RCM, terkait Mulan hamil, aku nggak tahu sama sekali,”tutur Baby Niken, saat ditemui di Menteng, Jakarta Pusat, kemarin.

Mirip Mulan Jameela, Ahmad Dhani Orbitkan Baby Niken
Mirip Mulan Jameela, Ahmad Dhani Orbitkan Baby Niken
Baby juga enggan berkomentar terkait dirinya menggantikan posisi Mulan Jameela. “Wah aku nggak mau komentar tentang itu, biar mas Dhani saja yang ngomong tentang itu,”ungkapnya. Menurut Baby, Ahmad Dhani langsung menerimanya di RCM lantaran tertarik dengan suara khas yang dimiliki dirinya. “Kata Mas Dhani, karakter suaraku kuat, aku sangat senang sekali bisa diterima di managamennya dia,”tutur pelantun Kamu Bisa, Aku Tak Bisa.
Gaya dan cara nyanyi Baby tak jauh dengan pelantun Mahluk Tuhan Paling Seksi itu, mulai dari gaya seksinya, caranya menyanyi hingga busana yang dikenakannya juga tak jauh dengan artis yang ramai digosipkan hamil oleh mantan suami penyanyi Maia Estianty itu. Namun artis kelahiran Palembang, 5 Desember 1990 ini enggan dibanding-bandingkan dengan Mulan Jameela. “Mulan ya Mulan, aku ya aku, jadi aku nggak mau dibanding-bandingkan atau disama-samakan,”tandasnya. 
Mirip Mulan Jameela, Ahmad Dhani Orbitkan Baby Niken
Mirip Mulan Jameela, Ahmad Dhani Orbitkan Baby Niken
Baby Niken
Baby Niken
Baby Niken

Pohon Angker Mintal 52 Nyawa Manusia




Cerita nyata ini terjadi di kota Liege, Belgia. Uniknya cerita ini berhubungan dengan sebatang pohon tua angker.

Menurut sebuah catatan, sampai saat ini pohon yang tidak disebut nama dan jenisnya itu telah menelan korban puluhan nyawa manusia. Mereka mati akibat memegang atau memotong pohon yang diperkirakan berusia 116 tahun itu.


Baru-baru ini 12 orang yang menganggap takhayul akan pohon tersebut, menjadi korban lagi. Mereka dengan sengaja telah merusak sang pohon misterius dengan berbagai cara. Akibatnya entah kebetulan atau bukan, mereka meninggal satu persatu dengan penyebab yang tak jelas.


'Sebenarnya tidak ada yang berani memegang pohon tersebut. Tetapi mereka orang luar itu rupanya tidak percaya dengan cerita masyarakat disini (kota Liege). Padahal sudah banyak yang terjadi. Orang yang memegang atau merusaknya, belum sempat dia menceritakan pengalamannya sudah keburu mati', kata seorang ahli sejarah kota Liege, Miklak Van Lamers.


Sejarah mencatat sudah 52 orang yang mati akibat keganasan pohon ini. Mereka terdiri dari 12 orang anak-anak dan 40 lainnya adalah orang dewasa. 14 Orang diantara mereka bahkan meninggal dunia tak lebih dari 48 jam setelah memegang atau merusak pohon tersebut.

Menurut cerita keanehan pohon ini bermula ketika seorang pemuja setan, Carl De Bast, disiksa dan kemudian digantung di atas pohon tersebut. Kejadian menyeramkan ini berlangsung pada tanggal 16 Mei 1881. Pelaku penyiksaan adalah masyarakat kota Liege.


Beberapa saat sebelum meninggal, Carl bersumpah akan membalas dendam terhadap masyarakat kota Liege. Dia mengatakan bahwa siapa saja yang berani menyentuh atau merusak pohon tempat dirinya digantung maka akan segera meninggal dunia sebagai aksi pembalasan dendamnya. Konon, sejak hari penghukuman itu, tidak ada seorangpun yang berani menyentuh apalagi merusak pohon ini.


Penderitaan dan ketakutan yang dialami para korban saat meregang nyawa jelas tergambar pada wajahnya. 'Pada saat sekarat, ekspresi wajah mereka seolah-olah sedang menghadapi setan-setan. Sampai saat ini pihak kedokteran yang memeriksa mayat para korban, belum dapat memberikan jawaban secara ilmiah tentang apa yang menjadi penyebab kematian dari 52 orang tersebut', ungkap Van Lamers.

Percaya atau tidak, kejadian ini memang nyata terjadi. Namun mengenai kematian seseorang kita wajib percaya bahwa semua itu Tuhan yang menentukan. Sekali lagi, ini hanyalah sebuah cerita yang selama ratusan tahun telah dipercaya oleh banyak orang. Anda mau percaya atau tidak, Anda sendiri yang menentukan.



 


http://gokiel-abiez

AIDS dan Foto Serem Para Penderita

[Image: 300px-HIV-budding-Color.jpg]

HIV yang baru memperbanyak diri tampak bermunculan sebagai bulatan-bulatan kecil (diwarnai hijau) pada permukaan limfosit setelah menyerang sel tersebut.dilihat dengan mikroskop elektron.


AIDS merupakan bentuk terparah atas akibat infeksi HIV.

HIV adalah retrovirus yang biasanya menyerang organ-organ vital sistem kekebalan manusia, seperti sel T CD4+ (sejenis sel T), makrofag, dan sel dendritik.

HIV merusak sel T CD4+ secara langsung dan tidak langsung, padahal sel T CD4+ dibutuhkan agar sistem kekebalan tubuh dapat berfungsi baik. Bila HIV telah membunuh sel T CD4+ hingga jumlahnya menyusut hingga kurang dari 200 per mikroliter (µL) darah, maka kekebalan di tingkat sel akan hilang, dan akibatnya ialah kondisi yang disebut AIDS. Infeksi akut HIV akan berlanjut menjadi infeksi laten klinis, kemudian timbul gejala infeksi HIV awal, dan akhirnya AIDS; yang diidentifikasi dengan memeriksa jumlah sel T CD4+ di dalam darah serta adanya infeksi tertentu.

Tanpa terapi antiretrovirus, rata-rata lamanya perkembangan infeksi HIV menjadi AIDS ialah sembilan sampai sepuluh tahun, dan rata-rata waktu hidup setelah mengalami AIDS hanya sekitar 9,2 bulan.


Namun demikian, laju perkembangan penyakit ini pada setiap orang sangat bervariasi, yaitu dari dua minggu sampai 20 tahun. Banyak faktor yang mempengaruhinya, diantaranya ialah kekuatan tubuh untuk bertahan melawan HIV (seperti fungsi kekebalan tubuh) dari orang yang terinfeksi.


Orang tua umumnya memiliki kekebalan yang lebih lemah daripada orang yang lebih muda, sehingga lebih beresiko mengalami perkembangan penyakit yang pesat.
Akses yang kurang terhadap perawatan kesehatan dan adanya infeksi lainnya seperti tuberkulosis, juga dapat mempercepat perkembangan penyakit *****

Warisan genetik orang yang terinfeksi juga memainkan peran penting. Sejumlah orang kebal secara alami terhadap beberapa varian HIV.


HIV memiliki beberapa variasi genetik dan berbagai bentuk yang berbeda, yang akan menyebabkan laju perkembangan penyakit klinis yang berbeda-beda pula.


Terapi antiretrovirus yang sangat aktif akan dapat memperpanjang rata-rata waktu berkembangannya AIDS, serta rata-rata waktu kemampuan penderita bertahan hidup.


Penularan seksual

Penularan (transmisi) HIV secara seksual terjadi ketika ada kontak antara sekresi cairan vagina atau cairan preseminal seseorang dengan rektum, alat kelamin, atau membran mukosa mulut pasangannya.


Hubungan seksual reseptif tanpa pelindung lebih beresiko daripada hubungan seksual insertif tanpa pelindung, dan resiko hubungan seks anal lebih besar daripada resiko hubungan seks biasa dan seks oral.


Seks oral tidak berarti tak beresiko karena HIV dapat masuk melalui seks oral reseptif maupun insertif.


Kekerasan seksual secara umum meningkatkan risiko penularan HIV karena pelindung umumnya tidak digunakan dan sering terjadi trauma fisik terhadap rongga vagina yang memudahkan transmisi HIV.


Penyakit menular seksual meningkatkan resiko penularan HIV karena dapat menyebabkan gangguan pertahanan jaringan epitel normal akibat adanya borok alat kelamin, dan juga karena adanya penumpukan sel yang terinfeksi HIV (limfosit dan makrofag) pada semen dan sekresi vaginal.


Penelitian epidemiologis dari Afrika Sub-Sahara, Eropa, dan Amerika Utara menunjukkan bahwa terdapat sekitar empat kali lebih besar resiko terinfeksi AIDS akibat adanya borok alat kelamin seperti yang disebabkan oleh sifilis dan/atau chancroid.


Resiko tersebut juga meningkat secara nyata, walaupun lebih kecil, oleh adanya penyakit menular seksual seperti kencing nanah, infeksi chlamydia, dan trikomoniasis yang menyebabkan pengumpulan lokal limfosit dan makrofag.

Transmisi HIV bergantung pada tingkat kemudahan penularan dari pengidap dan kerentanan pasangan seksual yang belum terinfeksi. Kemudahan penularan bervariasi pada berbagai tahap penyakit ini dan tidak konstan antarorang. Beban virus plasma yang tidak dapat dideteksi tidak selalu berarti bahwa beban virus kecil pada air mani atau sekresi alat kelamin. Setiap 10 kali penambahan jumlah RNA HIV plasma darah sebanding dengan 81% peningkatan laju transmisi HIV.


Wanita lebih rentan terhadap infeksi HIV-1 karena perubahan hormon, ekologi serta fisiologi mikroba vaginal, dan kerentanan yang lebih besar terhadap penyakit seksual.


Orang yang terinfeksi dengan HIV masih dapat terinfeksi jenis virus lain yang lebih mematikan.


Kontaminasi patogen melalui darah

[Image: 250px-AIDS_Poster_If_You27re_Dabbli.jpg]

'Poster CDC tahun 1989, yang mengetengahkan bahaya AIDS sehubungan dengan pemakaian narkoba.'


Jalur penularan ini terutama berhubungan dengan pengguna obat suntik, penderita hemofilia, dan resipien transfusi darah dan produk darah. Berbagi dan menggunakan kembali jarum suntik (syringe) yang mengandung darah yang terkontaminasi oleh organisme biologis penyebab penyakit (patogen), tidak hanya merupakan resiko utama atas infeksi HIV, tetapi juga hepatitis B dan hepatitis C.


Berbagi penggunaan jarum suntik merupakan penyebab sepertiga dari semua infeksi baru HIV dan 50% infeksi hepatitis C di Amerika Utara, Republik Rakyat Cina, dan Eropa Timur.


Resiko terinfeksi dengan HIV dari satu tusukan dengan jarum yang digunakan orang yang terinfeksi HIV diduga sekitar 1 banding 150.


Post-exposure prophylaxis dengan obat anti-HIV dapat lebih jauh mengurangi resiko itu.

Pekerja fasilitas kesehatan (perawat, pekerja laboratorium, dokter, dan lain-lain) juga dikhawatirkan walaupun lebih jarang.


Jalur penularan ini dapat juga terjadi pada orang yang memberi dan menerima rajah dan tindik tubuh.


Kewaspadaan universal sering kali tidak dipatuhi baik di Afrika Sub Sahara maupun Asia karena sedikitnya sumber daya dan pelatihan yang tidak mencukupi.

WHO memperkirakan 2,5% dari semua infeksi HIV di Afrika Sub Sahara ditransmisikan melalui suntikan pada fasilitas kesehatan yang tidak aman.Oleh sebab itu, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, didukung oleh opini medis umum dalam masalah ini, mendorong negara-negara di dunia menerapkan kewaspadaan universal untuk mencegah penularan HIV melalui fasilitas kesehatan.

Resiko penularan HIV pada penerima transfusi darah sangat kecil di negara maju.


Di negara maju, pemilihan donor bertambah baik dan pengamatan HIV dilakukan. Namun demikian, menurut WHO, mayoritas populasi dunia tidak memiliki akses terhadap darah yang aman dan 'antara 5% dan 10% infeksi HIV dunia terjadi melalui transfusi darah yang terinfeksi'.

Penularan masa perinatal

Transmisi HIV dari ibu ke anak dapat terjadi melalui rahim (in utero) selama masa perinatal, yaitu minggu-minggu terakhir kehamilan dan saat persalinan.


Bila tidak ditangani, tingkat penularan dari ibu ke anak selama kehamilan dan persalinan adalah sebesar 25%. Namun demikian, jika sang ibu memiliki akses terhadap terapi antiretrovirus dan melahirkan dengan cara bedah caesar, tingkat penularannya hanya sebesar 1%.

Sejumlah faktor dapat memengaruhi resiko infeksi, terutama beban virus pada ibu saat persalinan (semakin tinggi beban virus, semakin tinggi resikonya). Menyusui meningkatkan resiko penularan sebesar 4%.


Diagnosis

Sejak tanggal 5 Juni 1981, banyak definisi yang muncul untuk pengawasan epidemiologi AIDS, seperti definisi Bangui dan definisi World Health Organization tentang AIDS tahun 1994. Namun demikian, kedua sistem tersebut sebenarnya ditujukan untuk pemantauan epidemi dan bukan untuk penentuan tahapan klinis pasien, karena definisi yang digunakan tidak sensitif ataupun spesifik.


Di negara-negara berkembang, sistem World Health Organization untuk infeksi HIV digunakan dengan memakai data klinis dan laboratorium; sementara di negara-negara maju digunakan sistem klasifikasi Centers for Disease Control (CDC) Amerika Serikat.


Sistem tahapan infeksi WHO

Health Organization (WHO) mengelompokkan berbagai infeksi dan kondisi AIDS dengan memperkenalkan sistem tahapan untuk pasien yang terinfeksi dengan HIV-1.

Sistem ini diperbarui pada bulan September tahun 2005. Kebanyakan kondisi ini adalah infeksi oportunistik yang dengan mudah ditangani pada orang sehat.

Stadium I: infeksi HIV asimtomatik dan tidak dikategorikan sebagai AIDS


Stadium II: termasuk manifestasi membran mukosa kecil dan radang saluran pernafasan atas yang berulang

Stadium III: termasuk diare kronik yang tidak dapat dijelaskan selama lebih dari sebulan, infeksi bakteri parah, dan tuberkulosis(TBC).

Stadium IV: termasuk toksoplasmosis otak, kandidiasis esofagus, trakea, bronkus atau paru-paru, dan sarkoma kaposi. Semua penyakit ini adalah indikator AIDS



[Image: 1_614199974l.jpg]






[Image: 1_112412712l.jpg]




[Image: 1_100595866l.jpg]




[Image: 1_191253769l.jpg]




[Image: 1_686043177l.jpg]




[Image: 1_194047287l.jpg]




[Image: 1_357408074l.jpg]

Mengenal Uniknya Dunia Siput

Siput tergolong ke dalam hewan lunak (mollusca) dari kelas Gastropoda yang berarti berjalan dengan perut. Siput merupakan hewan yang berasal dari Afrika Timur. Oleh karena mudah berkembang biak, siput menyebar ke seluruh kawasan dunia.

http://perfectgardeningtips.com/wp-content/uploads/2010/07/snail.jpg

Kerajaan: Animalia
Filum: Mollusca
Kelas: Gastropoda
sub kelas : Pulmonata
Ordo Stylommatophora


Siput selain sebagai pakan ternak, juga merupakan sumber protein hewani yang bermutu tinggi karena mengandung asam-asam amino esensial yang lengkap.

Banyak masyarakat yang menggemari makanan siput. Selain itu, siput juga dipakai dalam pengobatan tradisional, karena ekstrak daging dan lendirnya sangat bermanfaat untuk mengobati berbagai macam penyakit seperti abortus, radang selaput mata, sakit ketika menstruasi, sakit gigi, gata-gatal, dan lain-lain.


Pada awalnya, siput banyak diburu kaum petani karena merupakan musuh dan hama bagi tanaman. Namun, kini siput banyak diburu dan dikumpulkan untuk komoditas ekspor. Permintaan terhadap siput termasuk sangat tinggi, terutama dari Negara Prancis, Jerman, serta Jepang sebagai makanan.






Kematangan seksualnya antara beberapa bulan sampai 2 tahun perkimpoian siput adalah hermafrodit atau berjenis kalamin jantan sekaligus betina namun agar telur dapat dibuahi diperlukan 2 ekor siput yang melakukan perkimpoian.

Siput dapat bereproduksi sebanyak 6 kali dalam setahun setelah perkimpoian siput akan berpisah mengambil jalan masing-masing utuk bertelur.

Siput menghasilkan 20-80 telur yang bulat dan tembus cahaya, telur diletakkan di dalam tanah dibawah batu. Setelah beberapa minggu telur siput akan menetas dan cangkangnya akan membesar mengikuti pertumbuhannya.



http://www.birdsasart.com/rootjpegs/Apple-Snail-eggs-279T8418-Lake-Marian,--FL.jpg

Makanan siput adalah tumbuhan-tumbuhan yang dipetiknya dari hasil perkelanaannya dengan menggunakan gigi-gigi kecilnya yang berebentuk seperti parutan.

Yang terakhir adalah keunikan dari cangkang siput adalah selain berfungsi sebagai perlindungan akan tetapi dapat juga berfungsi sebagai paru-paru.

Pertukaran gas antara udara dan darah terjadi pada daerah dinding lubang palleal yang kaya akan pembuluh darah.

http://www.snail-world.com/images/Snail_diagram_CC_AI2.jpg






Burung Maleo Setelah Bertelur Langsung Pingsan!


Burung Maleo adalah burung endemik (hanya hidup secara alami di suatu kawasan) di Pulau Sulawesi, tepatnya di Kabupaten Donggala (Desa Pakuli dan sekitarnya) dan Kabupatren Luwuk Banggai, Sulawesi Sulawesi Tengah.

Nama ilmiah burung maleo adalah Macrocephalon yang berarti kepala besar. Burung Maleo memiliki tonjolan besar di atas kepala. Dan karena tonjolannya itu Maleo bisa mendeteksi panas bumi untuk menetaskan telurnya.

Ngomong-ngomong soal telur burung maleo, konon setelah burung ini bertelur, ia langsung pingsan! Lucu kan? Mengapa begitu? Karena ternyata burung Maleo memiliki telur yang besar, kira-kira 5 kali lebih besar dari telur ayam kampung. Bisakah kamu bayangkan, betapa besarnya telur burung ini?

Jumlah burung maleo sekarang ini diperkirakan kurang dari 10 ribu ekor. Dan akhirnya satwa ini dinyatakan sebagai satwa yang dilindungi karena para pemburu liar sering sekali mengambil telur-telur Maleo seenaknya.

Akhirnya, Pemerintah membuat pantai khusus untuk konservasi atau penyelamatan maleo seluas 14 hektar yang terletak di Tanjung Binerean, Sulawesi Utara.

Perjuangan Seekor anak maleo


Lucu dan imut, itulah kesan pertama kali saat saya melihat anak maleo yang baru menetas. Namun hal yang lebih mengesankan dan membuat saya terkagum-kagum adalah saat melihat proses si anak maleo keluar dari dalam tanah setelah melewati masa “pengeraman”. Rasa kagum itu semakin bertambah begitu melihat si anak maleo yang baru saja mencapai permukaan tanah tersebut ternyata sudah bisa terbang. Ya, terbang. Tak seperti layaknya anak unggas pada umumnya yang butuh waktu berminggu-minggu untuk bisa terbang. Begitulah keistimewaan anak maleo.

Namun siapa sangka, di balik kelucuan dan istimewaannya, si anak maleo ternyata memikul beban yang begitu berat nyaris setelah ditetaskan. Tanpa kehadiran sang induk saat matanya pertama kali melihat dunia ini, tanpa bimbingan sang induk untuk mencari makan dan terbang, tanpa perlindungan sang induk di saat bahaya menghampiri, bahkan, untuk keluar dari cangkang dan muncul ke permukaan bumi ini pun mereka harus berjuang sendiri.

Tak jarang diantara mereka dijumpai mati saat dalam “perjalanan” mencapai permukaan tanah, terkadang mereka dijumpai dengan kepala yang sudah nongol di permukaan tanah, tapi sudah mati dikerumuni semut. Terkadang pula mereka dijumpai berhasil mencapai permukaan tanah namun sudah tanpa kepala di badan. Paling tidak, begitulah sedikit gambaran penderitaan dan perjuangan yang harus dilalui oleh anak maleo.

Postingan kali ini, saya akan coba memberikan sedikit gambaran “perjuangan” si anak maleo mulai dari telur hingga menjadi anak maleo yang siap bertarung dalam ganasnya kehidupan di muka bumi ini.

Setelah maleo betina meletakkan telurnya di dalam lubang, maka secara bergantian atau bersamaan kedua induk maleo (jantan dan betina) menimbun telur tersebut dan kemudian membuat timbunan tipuan (untuk mengelabui pemangsa). Berbeda dengan jenis-jenis unggas lainnya, Maleo tidak mengerami telurnya. Pengeraman telur dibantu oleh panas bumi atau panas dari sinar matahari.

Keberhasilan penetasan akan sangat bergantung pada temperatur/suhu tanah. Hasil-hasil penelitian menginformasikan bahwa suhu atau temperatur tanah yang diperlukan untuk menetaskan telur maleo berkisar antara 32-35 derajat celsius.

Lama pengeraman pun membutuhkan waktu sekitar 62-85 hari. Namun pernah juga tercatat ada telur yang menetas kurang atau malah lebih dari kisaran waktu tersebut.

Saat waktu yang tepat tiba, telur pun pecah dan anak maleo akan keluar. Anak maleo yang baru menetas harus keluar sendiri ke permukaan tanah tanpa bantuan sang induk. Perjuangan untuk mencapai permukaan tanah akan membutuhkan waktu selama kurang lebih 48 jam. Inipun akan tergantung pada jenis tanahnya. Sehingga tak jarang beberapa anak maleo dijumpai mati “ditengah jalan”. Tanah yang terlalu padat, akar-akan pohon yang terlalu rapat, lubang yang di gali terlalu dalam diduga menjadi faktor penyebab si anak maleo kehilangan banyak energi (kelelahan) hingga mengakibatkan kematian. sebelum mencapai permukaan tanah.

Lolos dari perjuangan panjang di dalam tanah, begitu kepala si anak maleo muncul ke permukaan, bahaya lain pun sudah menanti. Semut. Barangkali karena bulu-bulunya yang masih basah (dan bau amis telur) sehingga menarik perhatian semut mendatanginya. dan tak ada ampun lagi bagi si anak maleo yang kondisi sebagian badannya masih terhimpit tanah,


akhirnya pasrah digerogoti semut. Kematian pun tak bisa terelakkan lagi. Terkadang tubuh lemahnya (setelah melalui perjalanan panjang di dalam tanah) harus dia pasrahkan untuk seekor tikus yang juga sedang menanti buruan.Sudahkah berakhir sampai disitu?

Ternyata belum. Di luar sana masih banyak bahaya menanti.

Soa-soa, adalah sebutan orang Sulawesi Bagian Utara bagi hewan bernama Biawak. Tentunya kita sudah tahu kalau hewan yang satu ini adalah pemangsa utama bagi hewan peliharaan seperti ayam, begitu pula dengan maleo. Soa-soa adalah musuh utama bagi maleo. Selain mereka memangsa anak maleo, mereka pun adalah predator utama bagi telur maleo (selain manusia). Karena kemampuan penciuman mereka yang sangat tajam sehingga dengan mudah mereka menemukan telur maleo yang sudah tertimbun tanah sekalipun.

Bahaya lainnya datang dari burung pemangsa (seperti Elang). Lokasi peneluran maleo yang sebagian besar merupakan daerah terbuka, sangat memudahkan bagi burung elang untuk mengintai mangsanya. Anak maleo yang masih lemah pun menjadi sasaran empuk mereka.

Belum lagi bahaya dari ular, atau bahkan manusia. hmmm… Sepertinya perjalanan si anak maleo menuju kedewasaan menghadapi perjuangan yang sangat berat. Tapi bukankah Tuhan telah menciptakan mahluknya dengan keistimewaannya masing-masing?

[Hot] Pramugari Waria, Maskapai PenerbanganThailand


Foto: Pramugari waria (dari kiri ke kanan) Nathatai Sukkaset,(26), Dissanai Chitpraphachin (24), Chayathisa Nakmai (24) dan Phuntakarn Sringern (24) / Reuters
BANGKOK - Perusahaan penerbangan yang baru dibentuk merekrut pramugari transeksual sebagai karyawannya dan diyakini bahwa langkah tersebut akan ditiru maskapai lain.

PC Air, merekrut para waria tersebut untuk mempromosikan kesempatan yang setara bagi para warga yang disebut sebagai "jenis kelamin ke tiga" di Thailand.

Peter Chan, pemilik dari maskapi tersebut sangat antusias mengenai terobosan ini karena dapat menampung aspirasi para transeksual.

"Saya pikir orang-orang seperti ini bisa memiliki banyak karir, tidak hanya di bidang hiburan, dan banyak dari mereka juga bermimpin untuk menjadi pramugari," ujarnya seperti dilansir Telegraph, Kamis (10/2/2011).

"Saya hanya membuatnya menjadi nyata. Kehidupan sosial kita telah berubah. Ini adalah evolusi, saya adalah pelopornya dan saya yakin bahwa akan ada organisasi lainnya yang akan mengikuti ide saya," lanjutnya.

Salah seorang kandidat yang sukses adalah Thanyarat "Film" Jiraphatpakorn, dia memenangkan kontes kecantikan Miss Tiffany pada tahun 2007. "Pada awalnya saya berpikir mereka hanya akan menyimpan lamaran saya seperti tempat lainnya, tapi ternyata mereka merekrut saya," ujar waria berusia 23 tahun tersebut.

Sekira 100 waria mengajukan lamarannya dan maskapai itu pun memutuskan untuk membatasi kuota mereka. PC Air juga mempekerjakan 17 pramugara dan 10 orang wanita.(rhs)
 
Okezone

Orang Utan Sumatera Hanya Tersisa 6.600 Ekor


Ilustrasi (Foto: warungfiksi.net)
Populasi orang utan Sumatera (pongo abelii) semakin sedikit jumlahnya hingga saat ini. Hal ini terbukti dari data PanEco Foundation yang menyebutkan bahwa binatang mamalia ini hanya tersisa sekira 6.600 ekor lagi di Sumatera Utara dan Aceh.

"Spesies ini termasuk dalam kategori yang paling terancam punah. Jumlahnya saat ini hanya tinggal sekitar 6.600 dalam 10 subpopulasi kecil yang ada di hutan Sumatera Utara dan Aceh," ungkap Direktur Konservasi PanEco Foundation Ian Singleton kepada wartawan di Medan, Kamis (17/2/2011).

Menurut Ian, jumlah tersebut jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan populasi orang utan Kalimantan yang saat ini berjumlah sekira 40.000 ekor. Berkurangnya jumlah populasi orang utan Sumatera ini terus terjadi setiap tahun karena banyak warga yang memburunya secara ilegal untuk diperjualbelikan.

Makanya, tak heran jika World Conservation Union (IUCN) pun memasukkan spesie orang utan Sumatera dalam daftar merah atau paling terancam punah. Padahal, orang utan di Indonesia dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 5 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem sejak tahun 1990 silam.

Berdasarkan UU tersebut, setiap orang yang menangkap, membunuh, memelihara, memperdagangkan, atau memindahkan satwa yang dilindungi secara ilegal, diancam hukuman lima tahun penjara. Selain itu, juga harus membayar denda sebesar Rp 100 juta.

"Sampai sekarang masih banyak warga yang secara ilegal menangkap dan memelihara, bahkan memperdagangkan satwa langka seperti orang utan Sumatera. Ini terjadi karena ketidaktahuan dan sosialisasi yang lemah dari pihak terkait. Selain itu, juga banyak yang sengaja melakukannya," tambah Ian lagi.
(lam)
 
 
Okezone

Tradisi Makan Bubur Merah Putih ala TNI AL

Tradisi makan bubur merah putih di Lanal Semarang. (Foto: Koran SI)
Makanan bubur merah putih dan hajatan, mungkin biasa bagi kebanyakan masyarakat. Namun berbeda halnya dengan tradisi yang dilakukan di Pangkalan TNI AL (Lanal) Semarang, Jawa Tengah.

Di Lanal Semarang, tradisi makan bubur merah putih dan hajatan tidak dilakukan sembarang. Tradisi ini hanya dilakukan pada acara-acara tertentu saja.

Salah satuanya ketika Lanal menerima bantuan dari Pangkalan TNI AL Pusat. Seperti digelar Kamis siang, saat Lanal menerima lima unit kendaraan bermotor dinas dari Komando Armada Timur (Koarmatim) untuk mendukung tugas operasional.

Penerimaan ranmor dinas dilakukan seusai upacara bendera di halaman Mako Lanal Semarang dengan inspektur upacara Palaksa Lanal Semarang Letkol Laut (P) Sisyani, mewakili Dan Lanal Semarang Kolonel Laut (T) Moelyanto yang pada saat itu berhalangan hadir.

Sebelum tradisi makan bubur dilakukan, pejabat tinggi Lanal memecahkan kendi sebagai simbol mulai dioperasionalkan kendaraan bantuan dari Koarmatim. Setelah itu, seluruh personel yang mengikuti upacara, langsung disuguhi bubur merah putih.

Bubur merah putih merupakan lambang bendera Indonesia dan simbol semangat personel Lanal. Selain itu, Sisyani menyatakan, tradisi yang sudah sejak lama di TNI AL ini juga berarti ungkapan syukur.

”Ini tradisi dan ini tidak ingin kami hilangkan karena sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kami,” ujarnya, Kamis (17/2/2011).

Pengoperasian kendaran dinas ini, lanjut dia, merupakan wujud keseriusan pimpinan TNI AL dalam meningkatkan kualitas pelaksanaan tugas.

Kendaraan bermotor yang diterima Lanal Semarang antara lain Kereta Merta (jenazah), mobil angkut sedang, mobil dinas Pasi Intel Semarang, dan Denpol AL, serta truk angkut personel.
(Andik Sismanto/Koran SI/ton)

Seorang Balita Gemar Makan Pasir

(Foto: Wildan Topan)
SUKABUMI - Jika ada balita makan pisang itu tidak aneh, tapi di Sukabumi, Jawa Barat, ada bocah berumur dua tahun yang memiliki kebiasaan memakan pasir. Bahkan kebiasaan tak lazim ini acapkali dilakukan setiap hari.

Adalah Fajar (2), warga Kampung Benteng Kidul, Warudoyong, Kota Sukabumi yang memiliki kebiasaan aneh itu. Bocah kecil ini sering melakukan kebiasaan memakan pasir yang ada di dinding.

Putra pasangan Endang dan Diana ini sering kali membuat orangtuanya ekstra menjaganya. Kendati demikian Fajar masih sering mencuri-curi kesempatan memakan pasir.

Diana, ibu Fajar, mengaku selama memberikan perhatian lebih atas kelakukan anaknya. Dia khawatir kebiasaan ini akan terus berlanjut dan berdampak buruk bagi kesehatan anaknya. “Saya harap Fajar bisa menghilangkan kebiasaan tersebut,” ujarnya.

Khawatir terjadi hal yang tak diinginkan orangtua Fajar sempat memeriksakan bocah tersebut ke Puskesmas setempat. Hasil pemeriksaan cukup mengejutkan, ternyata bocah tersebut dinyatakan sehat dan normal tanpa ditemukan kelainan pada kesehatannya. Walaupun diakui dampak lain ketika buang air besar seperti pasir.(Wildan Topan/SUN TV/ful)

Balita, 8 Bulan Hidup Tanpa Hidung

ilustrasi
 
MEDAN - Hidup dengan organ tubuh lengkap tentunya menjadi anugerah terbesar bagi siapa pun. Namun, tidak demikian dengan Junianto Patra. Bayi itu selama delapan bulan hidup tanpa hidung.

Praktis, sejak lahir anak dari pasangan Benteng Situmorang (28) dan Tika Noprianingsih (20) ini tidak pernah merasakan bagaimana indra penciuman dan hanya mengandalkan mulut untuk bernapas.

"Ketika lahir, ternyata ada kelainan pada wajahnya. Ia tidak punya hidung. Mungkin memang ini takdir dari Tuhan, ya mau bagaimana lagi," ungkap sang ibu, Tika saat ditemui okezone di rumahnya, Desa Namubatang, Kecamatan Namorambe, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara,Selasa (15/2/2011).

Padahal, menurutnya selama hamil dia selalu rajin datang memeriksakan diri ke posyandu di kampungnya. Selama pemeriksaan, petugas selalu mengatakan bahwa janin dalam kandungannya sehat dan tidak terjadi kelainan apapun.

Tika sendiri mengaku tidak pernah terjatuh saat hamil atau mengalami hal-hal yang aneh. Dia juga tidak pernah minum jamu atau obat-obatan. Namun, bayinya memang lahir prematur dengan usia kandungan delapan bulan dan berat 1 kg. Sedangkan saat ini, berat sang bayi mencapai 5 kg.

Hingga kini, Junianto terpaksa harus bernafas melalui mulut. Sejak usia satu bulan, dia juga tidak bisa lagi meminum ASI, dan terpaksa diganti dengan minuman susu formula. Karena, jika minum ASI, nafasnya selalu sesak akibat tidak bisa bernafas melalui mulutnya yang minum susu.

Tika dan suaminya Benteng terpaksa harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli susu formula senilai Rp60.000 perminggu. Padahal, Benteng hanya bekerja sebagai penderes pohon aren milik orang dengan penghasilan Rp700.000 perbulan.

"Banyak yang suruh kita ke dokter. Tapi, kita tidak punya uang. Kita juga belum punya Kartu Jamkesmas. Kartu Keluarga kami saja sampai saat ini belum siap sejak tahun lalu," tutur Benteng lirih.

Mereka berharap uluran tangan dermawan dan bantuan pemerintah daerah agar bisa memberikan perobatan untuk kesembuhan anak pertamanya itu. Mereka berharap anaknya dapat segera sembuh jika ada bantuan dari para dermawan atau pemerintah.

"Sampai saat ini belum ada titik terang. Anak saya masih saja seperti ini. Kami kasihan juga melihatnya, karena tidak bisa bernafas dengan hidung," tambah Tika.
(ded)
 
Okezone 
 
 

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | JCpenney Printable Coupons