Film-film berkualitas seperti Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi, hanya muncul setahun sekali
Produsen film Hollywood menghentikan peredaran filmnya ke Indonesia, mulai Kamis, 17 Februari 2011. Keputusan itu diambil karena mereka menolak besaran bea masuk atas hak distribusi yang ditetapkan pemerintah awal tahun ini.
Lalu, bagaimana pendapat sutradara muda
Hanung Bramantyo? Menurut Hanung, kalau tak ada film impor, bioskop-bioskop lokal tak punya pendapatan. Kalau tak punya pendapatan, tentu akan tutup. "Dan film nasional mau tayang di mana?"
Meskipun demikian, Hanung bisa memahami sebagian pihak yang melihat penarikan tersebut dapat berdampak positif bagi industri perfilman tanah air. Namun ada satu hal yang ia tekankan, yaitu soal kualitas. Menurut dia, beberapa film berkualitas di Indonesia tidak banyak muncul dalam waktu berdekatan.
"Sebenarnya bisa saja (positif), tapi persoalannya siap tidak Indonesia membuat karya dengan kualitas seperti Hollywood?" katanya.
Sejauh ini, menurut dia, film-film berkualitas seperti Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi, hanya muncul satu tahun sekali. "Persoalannya adalah kita belum mempunyai infrastruktur sebaik mereka," ujar Hanung.
Begitu berita soal penarikan ini bergulir, Hanung sendiri turut memperhatikannya. Sampai sekarang ia masih menunggu bagaimana dialog antara pihak pemerintah maupun Motion Pictures Asscociation (MPA), organisasi yang mewakili perusahaan film asing di Indonesia.
0 komentar:
Post a Comment
Coment dengan bahasa yang baik dan sopan yah, jangan lupa kirimkan kritik dan saran-nya, terima kasih...
**Salam Blogger**