ANDALUSIA, daerah sebelah Selatan Spanyol memiliki gedung-gedung luar biasa indah untuk dikunjungi. Gedung-gedung cantik ini adalah perpaduan arsitektur Arab dan Kristen yang kental.
Maklumlah, Spanyol pernah berada di bawah ajaran Katolik, kemudian dikuasai negeri Arab, hingga diambil alih lagi oleh Katolik. Maka, pergilah ke Andalusia dan temukan tempat-tempat istimewa mulai dari gereja sampai ke bekas benteng pertahanan.
Katedral Aljama, Cordoba, Inlah salah satu bangunan yang paling mempesona yang bisa dilihat. Berbeda dari gereja katedral pada umumnya, yang satu ini dibangun di dalam masjid.
Bisa dibayangkan betapa uniknya bangunan satu ini. Sejarahnya bermula pada tahun 785, ketika Abd ar-Rahman I, raja Andalusia pada waktu itu, memproklamirkan pembuatan masjid Aljama di lokasi gereja San Vicente. Ketika kekuatan region Andalusia terus menguat pada zaman itu, masjid ini juga semakin diperluas.
Awalnya Hisham I menambah kolam dan menara. Kemudian 40 tahun kemudian Abd ar-Rahman II memperluas masjid menjadi dua kali lebih besar. Pada tahun 951, Abd Ar-Rahman III membentuk menara baru dan meluaskan taman ke sebelah utara. Kemudian anaknya, al-Hakam II melanjutkan perluasan lagi dengan dua belas kolom baru yang dianggap sebagai perluasan paling signifikan. Yang terakhir adalah perluasan ke sebelah timur yang dilakukan al-Mansur pada akhir abad ke-10.
Terdiri dari 3 elemen, taman (sahn), ruang berdoa (liwan) dan menara muazin, masjid ini total mempunyai luas 23,400 m2 dengan 850 buah pilar yang dibangun dari batu granit dan marmer. Al Quran disimpan di dalam Mihrab yang didesain dengan mosaik berwarna emas.
Yang unik dari masjid ini adalah kiblat dari tembok suci yang tidak menghadap ke Mekah. Tembok dibangun dari utara ke selatan dan dibagi antara selatan dan timur. Kontroversi muncul ketika Al-Hakam II merencanakan untuk membetulkan kesalahan ini sampai seorang cendikiawan tinggi Islam mengeluarkan pesan, ”He who follows tradition, does right; he who gives himself to novelties will fail”. Akhirnya niat Al-Hakam II diurungkan.
Mulai abad ke-13 banyak perubahan pada masjid ini akibat pengaruh Kristen yang kembali menguasai Andalusia. Pada tahun 1236, raja Ferdinand menginginkan agar Aljama diubah menjadi gereja. Akhirnya Villaviciosa Chapel dibangun oleh Alfonso X di tengah-tengah masjid Aljama ini. Selama bertahun-tahun katedral dibangun oleh arsitek dan seniman terkemuka Spanyol. Selain kapel-kapel ini, pintu-pintu masuk baru juga dibangun, di antaranya Puerta de Santa Catalina di sebelah timur taman kemudian menambah menara Alminar setinggi 93m.
Pada awalnya pembangunan katedral di tempat masjid ini sempat menimbulkan kontroversi. Ada yang beranggapan pembangunan katedral ini mengganggu keutuhan bangunan yang sebenarnya, karakter dan arti sebenarnya. Tapi ada juga yang beranggapan dengan dibangunnya katedral ini bukannya merusak malah melindungi keutuhan gedung.
Apa pun pendapat yang terjadi dulu, sekarang Cordoba memetik hasilnya, katedral ini disebut-sebut sebagai katedral paling unik dan terindah di dunia akibat perpaduannya dengan arsitektur Islam dari masjid Aljama. Detail-detail desain Arab dari masjid yang bertemu dengan Gothic-nya katedral menjadikan katedral Cordoba ini salah satu tempat yang tidak ada duanya di dunia.
Casa de Pilatos, Sevilla, Saksikan keajaiban dari masa lalu, gabungan dari mistiknya Yunani, Romawi yang legendaris tanpa melupakan akar dari Spanyol sendiri di Casa de Pilatos ini.
Bermula pada akhir abad ke-15, Don Pedro Enriquez, Wali Kota Andalusia dan istrinya Doña Catalina de Rivera membangun rumah ini sebagai tempat tinggal. Anak mereka, Don Enríquez de Rivera, Marquis dari Tarifa meninggalkan Eropa untuk pergi ke Yerusalem. Dua tahun kemudian ia kembali ke Seville. Saat itulah ia membuat perubahan pada tempat tinggalnya.
Kagum dengan arsitektur renaissance dari Italia, Marquis mengambil mengambil pengaruh rennaisance dan Medieval untuk istananya ini, tapi tetap mencerminkan desain khas Andalusia. Sejak perombakan ini, bangunan ini kemudian disebut Rumah Pilate (Casa de Pilatos) karena menyerupai rumah Pontius Pilatus di Yerusalem.
Karakter romantis dari rumah ini yang paling menarik dicerminkan di serambi (patio) utama dengan peninggalan arkeologi berupa tiga patung marmer antik Romawi dan satu dari Athena, Yunani dari tahun 5 sebelum masehi dengan air mancur di tengah-tengah serambi. Tembok-tembok di rumah ini juga dihiasi kerajinan keramik abad ke-16 khas Andalusia. Pengunjung juga bisa melihat ukiran-ukiran yang menghiasi langit-langit kayu di rumah ini. Dari patio utama pengunjung kemudian bisa memasuki taman yang disebut-sebut sebagai terindah di Sevilla, disejajarkan dengan taman di Alcazar.
(uky)
Maklumlah, Spanyol pernah berada di bawah ajaran Katolik, kemudian dikuasai negeri Arab, hingga diambil alih lagi oleh Katolik. Maka, pergilah ke Andalusia dan temukan tempat-tempat istimewa mulai dari gereja sampai ke bekas benteng pertahanan.
Katedral Aljama, Cordoba, Inlah salah satu bangunan yang paling mempesona yang bisa dilihat. Berbeda dari gereja katedral pada umumnya, yang satu ini dibangun di dalam masjid.
Bisa dibayangkan betapa uniknya bangunan satu ini. Sejarahnya bermula pada tahun 785, ketika Abd ar-Rahman I, raja Andalusia pada waktu itu, memproklamirkan pembuatan masjid Aljama di lokasi gereja San Vicente. Ketika kekuatan region Andalusia terus menguat pada zaman itu, masjid ini juga semakin diperluas.
Awalnya Hisham I menambah kolam dan menara. Kemudian 40 tahun kemudian Abd ar-Rahman II memperluas masjid menjadi dua kali lebih besar. Pada tahun 951, Abd Ar-Rahman III membentuk menara baru dan meluaskan taman ke sebelah utara. Kemudian anaknya, al-Hakam II melanjutkan perluasan lagi dengan dua belas kolom baru yang dianggap sebagai perluasan paling signifikan. Yang terakhir adalah perluasan ke sebelah timur yang dilakukan al-Mansur pada akhir abad ke-10.
Terdiri dari 3 elemen, taman (sahn), ruang berdoa (liwan) dan menara muazin, masjid ini total mempunyai luas 23,400 m2 dengan 850 buah pilar yang dibangun dari batu granit dan marmer. Al Quran disimpan di dalam Mihrab yang didesain dengan mosaik berwarna emas.
Yang unik dari masjid ini adalah kiblat dari tembok suci yang tidak menghadap ke Mekah. Tembok dibangun dari utara ke selatan dan dibagi antara selatan dan timur. Kontroversi muncul ketika Al-Hakam II merencanakan untuk membetulkan kesalahan ini sampai seorang cendikiawan tinggi Islam mengeluarkan pesan, ”He who follows tradition, does right; he who gives himself to novelties will fail”. Akhirnya niat Al-Hakam II diurungkan.
Mulai abad ke-13 banyak perubahan pada masjid ini akibat pengaruh Kristen yang kembali menguasai Andalusia. Pada tahun 1236, raja Ferdinand menginginkan agar Aljama diubah menjadi gereja. Akhirnya Villaviciosa Chapel dibangun oleh Alfonso X di tengah-tengah masjid Aljama ini. Selama bertahun-tahun katedral dibangun oleh arsitek dan seniman terkemuka Spanyol. Selain kapel-kapel ini, pintu-pintu masuk baru juga dibangun, di antaranya Puerta de Santa Catalina di sebelah timur taman kemudian menambah menara Alminar setinggi 93m.
Pada awalnya pembangunan katedral di tempat masjid ini sempat menimbulkan kontroversi. Ada yang beranggapan pembangunan katedral ini mengganggu keutuhan bangunan yang sebenarnya, karakter dan arti sebenarnya. Tapi ada juga yang beranggapan dengan dibangunnya katedral ini bukannya merusak malah melindungi keutuhan gedung.
Apa pun pendapat yang terjadi dulu, sekarang Cordoba memetik hasilnya, katedral ini disebut-sebut sebagai katedral paling unik dan terindah di dunia akibat perpaduannya dengan arsitektur Islam dari masjid Aljama. Detail-detail desain Arab dari masjid yang bertemu dengan Gothic-nya katedral menjadikan katedral Cordoba ini salah satu tempat yang tidak ada duanya di dunia.
Casa de Pilatos, Sevilla, Saksikan keajaiban dari masa lalu, gabungan dari mistiknya Yunani, Romawi yang legendaris tanpa melupakan akar dari Spanyol sendiri di Casa de Pilatos ini.
Bermula pada akhir abad ke-15, Don Pedro Enriquez, Wali Kota Andalusia dan istrinya Doña Catalina de Rivera membangun rumah ini sebagai tempat tinggal. Anak mereka, Don Enríquez de Rivera, Marquis dari Tarifa meninggalkan Eropa untuk pergi ke Yerusalem. Dua tahun kemudian ia kembali ke Seville. Saat itulah ia membuat perubahan pada tempat tinggalnya.
Kagum dengan arsitektur renaissance dari Italia, Marquis mengambil mengambil pengaruh rennaisance dan Medieval untuk istananya ini, tapi tetap mencerminkan desain khas Andalusia. Sejak perombakan ini, bangunan ini kemudian disebut Rumah Pilate (Casa de Pilatos) karena menyerupai rumah Pontius Pilatus di Yerusalem.
Karakter romantis dari rumah ini yang paling menarik dicerminkan di serambi (patio) utama dengan peninggalan arkeologi berupa tiga patung marmer antik Romawi dan satu dari Athena, Yunani dari tahun 5 sebelum masehi dengan air mancur di tengah-tengah serambi. Tembok-tembok di rumah ini juga dihiasi kerajinan keramik abad ke-16 khas Andalusia. Pengunjung juga bisa melihat ukiran-ukiran yang menghiasi langit-langit kayu di rumah ini. Dari patio utama pengunjung kemudian bisa memasuki taman yang disebut-sebut sebagai terindah di Sevilla, disejajarkan dengan taman di Alcazar.
(uky)
0 komentar:
Post a Comment
Coment dengan bahasa yang baik dan sopan yah, jangan lupa kirimkan kritik dan saran-nya, terima kasih...
**Salam Blogger**