(foto: myzoners.wordpress)
PULAU Tidung merupakan kecamatan di Kepulauan Seribu Selatan. Pulau ini dihuni lebih dari tiga ribu kepala keluarga. Pulau yang sebagian besar dihuni para nelayan ini belakangan disebut para backpacker dan komunitas backpacker Indonesia sebagai New Paradise.
Pulau terbesar di antara gugusan pulau di Kepulauan Seribu ini sudah didiami penduduk sejak zaman penjajah Belanda. Dalam buku Sejarah Djakarta, disebutkan bahwa ketika Fatahillah menyerbu Malaka, beliau dan pasukannya memanfaatkan pulau-pulau yang ada di Teluk Jakarta sebagai tempat mengatur strategi. Salah satu pulau itu diberi nama Pulau Tidung, artinya pulau tempat berlindung.
Di sebelah timur pulau ini terdapat Pulau Tidung Kecil. Kini kedua pulau ini tersambung oleh sebuah jembatan kayu yang sangat indah. Kita bisa menyusuri jembatan itu sambil melihat ke bawah laut yang bening dengan pemandangan karang-karang dan ikan yang beraneka warna. Panjang jembatan sekitar dua kilometer. Di sekitar jembatan terdapat beberapa kerambah ikan milik nelayan setempat.
Meskipun bukan pulau wisata, tetapi pulau ini sangat nyaman untuk tempat rekreasi bagi masyarakat yang ingin menikmati suasana pulau dengan biaya murah. Air lautnya yang bening dan hamparan pasir putih di tepi pantainya sangat indah untuk dinikmati.
Belum lagi pesona sunrise dan sunset yang indah setiap harinya. Maka tidak heran jika para backpacker menyebut pulau ini sebagai surga baru atau new paradise bagi komunitas pecinta wisata di Tanah Air.
Berenang dan mancing di pulau ini sangat menyenangkan. Pengunjung bisa mancing di dermaga atau di jembatan atau menyewa kapal nelayan. Begitu juga berenang. Kegiatan diving dan snorkling juga oke. Apalagi sekarang sudah banyak tersedia penyewaan peralatan snorkling dan diving plus pemandu dan kapal kecilnya.
Untuk mencapai pulau ini, kita bisa mendatanginya lewat Pelabuhan Muara Angke Jakarta atau dari Pelabuhan Muara Cituis (Rawasaban) Tangerang. Ke Pelabuhan Muara Angke, kita bisa naik angkot dari Grogol atau Kopami dari Beos, Kota. Sedangkan kalau lewat Tangerang, kita bisa naik mobil colt dari Terminal Pasar Baru.
Baik dari Pelabuhan Muara Cituis maupun dari Pelabuhan Muara Angke kendaraan tersedia setiap hari. Kendaraannya berupa kapal kayu milik nelayan Pulau Seribu. Hanya saja kita harus tahu jadwalnya, jangan sampai ketinggalan.
Dari Muara Angke, biasanya kapal berangkat pukul 07.30. Sebaiknya penumpang sudah tiba di dermaga sebelum pukul 07.00 karena jika sudah penuh kapal langsung berangkat tanpa menunggu jadwal.
Apalagi jika Sabtu, seringkali pukul 06.00 pun kapal terpaksa berangkat karena sudah penuh. Ongkosnya hanya Rp33.000 sekali jalan, dengan lama perjalanan sekitar dua jam.
Sementara jadwal keberangkatan dari Muara Cituis Tangerang pukul 11.00 WIB dengan ongkos Rp20.000 dan lama perjalanan sekitar 1,5 jam.
(uky)
Pulau terbesar di antara gugusan pulau di Kepulauan Seribu ini sudah didiami penduduk sejak zaman penjajah Belanda. Dalam buku Sejarah Djakarta, disebutkan bahwa ketika Fatahillah menyerbu Malaka, beliau dan pasukannya memanfaatkan pulau-pulau yang ada di Teluk Jakarta sebagai tempat mengatur strategi. Salah satu pulau itu diberi nama Pulau Tidung, artinya pulau tempat berlindung.
Di sebelah timur pulau ini terdapat Pulau Tidung Kecil. Kini kedua pulau ini tersambung oleh sebuah jembatan kayu yang sangat indah. Kita bisa menyusuri jembatan itu sambil melihat ke bawah laut yang bening dengan pemandangan karang-karang dan ikan yang beraneka warna. Panjang jembatan sekitar dua kilometer. Di sekitar jembatan terdapat beberapa kerambah ikan milik nelayan setempat.
Meskipun bukan pulau wisata, tetapi pulau ini sangat nyaman untuk tempat rekreasi bagi masyarakat yang ingin menikmati suasana pulau dengan biaya murah. Air lautnya yang bening dan hamparan pasir putih di tepi pantainya sangat indah untuk dinikmati.
Belum lagi pesona sunrise dan sunset yang indah setiap harinya. Maka tidak heran jika para backpacker menyebut pulau ini sebagai surga baru atau new paradise bagi komunitas pecinta wisata di Tanah Air.
Berenang dan mancing di pulau ini sangat menyenangkan. Pengunjung bisa mancing di dermaga atau di jembatan atau menyewa kapal nelayan. Begitu juga berenang. Kegiatan diving dan snorkling juga oke. Apalagi sekarang sudah banyak tersedia penyewaan peralatan snorkling dan diving plus pemandu dan kapal kecilnya.
Untuk mencapai pulau ini, kita bisa mendatanginya lewat Pelabuhan Muara Angke Jakarta atau dari Pelabuhan Muara Cituis (Rawasaban) Tangerang. Ke Pelabuhan Muara Angke, kita bisa naik angkot dari Grogol atau Kopami dari Beos, Kota. Sedangkan kalau lewat Tangerang, kita bisa naik mobil colt dari Terminal Pasar Baru.
Baik dari Pelabuhan Muara Cituis maupun dari Pelabuhan Muara Angke kendaraan tersedia setiap hari. Kendaraannya berupa kapal kayu milik nelayan Pulau Seribu. Hanya saja kita harus tahu jadwalnya, jangan sampai ketinggalan.
Dari Muara Angke, biasanya kapal berangkat pukul 07.30. Sebaiknya penumpang sudah tiba di dermaga sebelum pukul 07.00 karena jika sudah penuh kapal langsung berangkat tanpa menunggu jadwal.
Apalagi jika Sabtu, seringkali pukul 06.00 pun kapal terpaksa berangkat karena sudah penuh. Ongkosnya hanya Rp33.000 sekali jalan, dengan lama perjalanan sekitar dua jam.
Sementara jadwal keberangkatan dari Muara Cituis Tangerang pukul 11.00 WIB dengan ongkos Rp20.000 dan lama perjalanan sekitar 1,5 jam.
(uky)
0 komentar:
Post a Comment
Coment dengan bahasa yang baik dan sopan yah, jangan lupa kirimkan kritik dan saran-nya, terima kasih...
**Salam Blogger**