Saturday, April 2, 2011

NgeTest mBah Google Yuuuk..

[Image: google1.jpg]

Semua orang menggunakan Google. Namun, tidak sedikit yang terusik dengan praktek pengumpulan data Google, tanpa bisa menghindarinya. Apakah search engine paling populer ini sangat rakus data semata-mata untuk mengoptimalkan hasil pencariannya?

***Apakah Anda merasa dimata-maGoogle? Tidak mengherankan, karena sangat jarang ada perusahaan yang begitu membuntuti kita di Internet. Raksasa dari Mountain View, California ini bahkan bisa mengetahui tahu isi e-mail kita, video apa yang sedang di-download, di mana rumah kita, dan apa yang kita cari di Internet.

Meskipun sedikit mencemaskan, Google tetap menjadi mesin pencari (search engine) paling favorit saat ini. Apakah market share ini memang benar? CHIP telah menguji ratusan query pencarian spesifik dengan beragam profil pengguna, meminta ahli usability, SirValUse Consulting, untuk memeriksa kemudah­an penggunaan search engine Google, serta menganalisis data-data yang dikumpulkannya. Hasilnya, CHIP bandingkan dengan search engine lainnya, seperti Yahoo dan Bing, untuk menjawab pertanyaan: Seberapa baik hasil pencarian Google sebenarnya?

Pertama, CHIP mencari search engine itu sendiri dengan memasukkan kata “search engine” di dalam browser. Apakah Google berada di posisi atas? Tidak, melainkan baru ditemukan pada halaman kedua. CHIP menemukan http://www.google.com berada di bawah Dogpile Web Search, Bing, atay AltaVista. Sebagai perbandingan, pada search engine Yahoo, Google berada pada posisi keenam. Dapatkah CHIP mempercayai hasil pencariannya, bila Google sendiri tidak bisa ditemukan? Ataukah Google tidak memahami algoritma pencariannya sendiri?

Pencarian web: Jarum dalam jerami

Kata “search engine” hanya merupakan salah satu dari ratusan juta query setiap harinya. Satu dari lima query merupakan pencarian baru. Ini belum pernah terjadi sebelumnya. Terdapat lebih dari 20 miliar website Internet yang harus ditelusuri oleh Google agar hasil pencariannya (hits) sesuai. Ibarat mencari jarum dalam jerami, Google harus bisa menampilkan hits yang tepat pada posisi pertama atau paling tidak pada halaman pertama, hanya dalam hitungan detik.

Kepentingan pengguna menjadi standar bagi Google dalam “memberikan hasil pencarian yang secepat mungkin”, jelas Hessam Lavi, seorang mantan karyawan di Google yang dulunya bertanggung jawab dalam menjaga kualitas pencarian search engine Google. Untuk itu, perusahaan raksasa ini menganalisis lebih dari sekitar 200 aspek website untuk selanjutnya diproses melalui formula “rahasia” mereka. Relevan tidaknya halaman web didasarkan pada popularitas website, sumber link pada struktur website, dan istilah yang dicari, apakah merupakan teks URL atau pun metadata pada website tersebut. Terhitung, satu atau dua kali sehari, Google mengubah bobot dari setiap parameter atau menambahkan elemen baru ke dalam algoritma mereka agar hasil pencarian selalu optimal.

Teorinya, informasi yang paling relevan berapa pada posisi pertama. Namun pada prakteknya, jarang website yang terbaik terpampang di posisi atas, lebih sering website besar, seperti Wikipedia atau YouTube. Website ini biasanya dikenal hampir setiap orang. Namun, website yang baik tetapi kurang populer, sa­yang­nya jarang bisa ditemukan oleh Google.

Optimalisasi search engine: Menuai pujian dan kritikan

Untuk menyempurnakan Google Ranking, dikembangkan sebuah industri baru yang disebut Search Engine Optimization (SEO). Dengan beragam teknik, konsultan SEO mengusahakan agar Google menemukan website dengan cara yang lebih baik. Dengan perjuangan yang sengit, suatu website bisa tampil di posisi terbaik yang berarti meningkatkan jumlah pengunjung websitenya. Tidak jarang jumlah pengunjung yang masuk ke sebuah website melalui Google mencapai lebih dari 50%. Keuntungan dari posisi atas ini juga unik. Pengguna mengklik hits pencarian pertama 10 kali lebih sering daripada hits kelima. Sementara, 12 dari 13 pengguna akan melihat tiga hasil pencarian pertama.

Lavi, yang saat ini menjadi konsultan SEO freelance, juga mengetahui trik-trik yang dilarang bagi para SEO serta sanksinya bagi pengelola website. “Banyak perusahaan SEO justru merusak reputasi website, karena melakukan hal-hal yang dilarang oleh Google. Akibatnya, banyak pengelola website tidak mengetahui me­nga­pa website mereka tampil ja­uh di bawah hasil pencarian.” Bagi toko online, eksistensi mereka sa­ngat berkaitan erat dengan tingkat penjualan. Bahkan pengguna pun dirugikan karena web­site yang berisi informasi yang sebenarnya ingin mereka cari justru sukar ditemukan. Metode SEO mana yang diperbolehkan dan tidak, termuat dalam Webmas­ter Guideline Google.

Apabila pengguna mematuhinya, masalah ini tidak akan terjadi. Namun, bila pengguna menempatkan teks tersembunyi pada halaman website-nya, mencuri content dari website lain, atau membeli link dari website lain, akan segera diberi sanksi. Server Google menganalisis website tersebut secara otomatis dan menurunkan peringkatnya jika melanggar ketentuan. Kasus terburuk, website akan dihapus dari index. Apabila penge­lola website ingin kembali dimasukkan ke dalam index (re-inclusion request), ketentuan yang berlaku harus dipatuhi dan didukung alasan yang kuat. Sayangnya proses untuk itu bisa berbulan-bulan.

KESIMPULAN

Google merupakan search engine terbaik saat ini. Umumnya, hasil pencarian Google lebih aktual dan akurat dibandingkan dengan Yahoo dan Bing. Dalam hal kemudahan penggunaannya, Google pun masih lebih baik dibandingkan kedua pesaingnya tersebut. Praktek mereka dalam me­ngum­pulkan data-data pengguna dalam jumlah besar menjadi kekurangannya. Apabila Anda kurang yakin dengan Google, berselancarlah secara anonim atau gunakan search engine alternatif lainnya.

Google menerapkan aturan yang begitu ketat untuk menjaga index mereka sebaik mungkin. Ini juga berlaku untuk website yang di-hack dan yang terinfeksi dengan malware. Menurut Hessam Lavi, Google tergolong cerdik menemukan dan membuang­nya dari Index. Website seperti itu biasanya hanya bisa diakses dalam waktu yang singkat. Namun, rentang waktu tersebut sudah cukup untuk menarik sejumlah pengguna. Menurut Websense Security Labs, 13,7% dari hits pencarian berita aktual yang terjadi pada paruh kedua 2009 mengarah pada website yang terinfeksi. Website yang menjadi korban serangan hacker bisa masuk lagi ke dalam index setelah me­reka memberikan bukti kepada Google bahwa malware yang ada tersebut telah disingkirkan.

Pencegahan terhadap penyalahgunaan SEO dan serangan malware hanya sebagian dari jaminan kualitas Google. Bagi Google, query pencarian pengguna sangat penting untuk diolah agar hasilnya sesuai. Apabila kata “Golf” dicari, artinya bisa bermakna mobil, jenis olahraga, atau lainnya. Google tidak mengetahui dengan pasti apa yang dicari pengguna dan menampilkan hasil pencarian untuk semua topik. Sekarang, pengguna diminta lagi untuk memerinci pencarian, misalnya “VW Golf”. Google pun meminimalkan jumlah pencarian yang tidak akurat de­ngan mengambil beragam informasi seputar pengguna, misalnya perbedaan domain pencarian (misalnya .com atau .co.id). Hasil pencariannya disesuaikan dengan negara atau bahasa. Google memiliki domain tersendiri untuk 181 dari 193 negara di dunia.

Informasi: Mengenal pengguna

Informasi pribadi lain yang terekam dalam pencarian adalah alamat IP pengguna (agar lokasinya bisa diketahui), dokumentasi pencarian, dan berbagai link yang pernah diklik. Dengan Cookies, Google merangkum informasi tersebut dalam sebuah dataset (Log File) (lihat gambar pada halaman berikut). Umumnya, query pencarian mempengaruhi pencarian yang telah dipersonalisasi, walaupun hanya minimal.

Dibandingkan browser yang bebas Cookie dan alamat IP-nya anonim, hasilnya masih tetap sama. Hanya saja, hits pencarian lokal harus dikorbankan. Kondisinya berbeda jika saat pencarian, pengguna sudah login ke Google Account miliknya, atau sering mengklik sebuah link. Google dapat mendeteksinya dan menampilkan link tersebut di bagian atas daftar hits.

Google membutuhkan informasi pengguna untuk mengoptimalkan pencarian, tampilan halaman, dan juga daftar hasil pencarian berdasarkan pola pencarian agar pengguna mendapatkan hasil terbaik. Pada pertengahan Mei lalu, Google mengenalkan sebuah desain baru setelah melakukan serangkaian uji coba. Desain ini menampilkan filter option secara terus-menerus di samping hits pencarian. Menurut SirValUse Consulting, dengan cara ini Google tetap selangkah di depan Yahoo sebagai search engine yang paling ramah pengguna (user friendly).

Sebaliknya, Microsoft Bing sebagai search engine pendatang baru, masih butuh waktu agar bisa bersaing dalam aspek usability dan kualitas pencarian. Dalam hal pencarian gambar dan video, ketiga search engine menawarkan kemampuan yang hampir sama. Saat ini, Bing (versi US) sudah menawarkan desain yang cukup menjanjikan. Kapan Bing versi lainnya ditawarkan, belum dapat dipastikan. Kabarnya, versi beta Bing untuk beberapa negara bakal diluncurkan tahun ini.

Data-data pengguna: Penghasilan dari data digital

Monopoli Google di bidang search engine boleh jadi disebabkan karena hasil pencariannya yang akurat dan lengkap. Namun, tuduhan atas monopoli tetap menjadi kritik terbesar bagi Google. Menurut para kritikus, perusahaan dengan skala ini, dapat menghubungkan data-data pengguna dengan cara yang tidak terpikirkan sehingga bisa berpontensi untuk disalahgunakan. Memang, layanan pencariannya gratis, seperti halnya layanan Google lainnya. Namun, perusahaan harus menghasilkan profit dan pengguna pun harus membayarnya dengan “mata uang” yang lebih stabil daripada Dollar, yaitu data pengguna sendiri.

Waktu terus berlalu. Google telah mengumpulkan data-data untuk mengirimkan iklan-iklan yang spesifik. Perusahaan tersebut memperoleh 95% pendapatannya dari iklan. Google memerlukan dana untuk membangun dan mengembangkan search

Tes Kualitas Pencarian

Informasi yang konkrit dan aktual

Google sangat cepat menemukan content baru, tetapi umumnya yang terdapat pada website besar. Pencarian berdasarkan informasi yang konkrit memberikan hasil yang sangat baik, dengan referensi lokal seperti rail link atau restoran.

Hasil dari pencarian semantik

Untuk pencarian yang kompleks, seperti sebuah pertanyaan atau istilah yang ambigu, hasilnya seringkali tidak efektif. Dalam beberapa hal, Google tetap memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan Yahoo dan Bing.

Pengaruh dari optimasi website

Apabila kita mencari keyword yang sering digunakan, seperti “Film Download gratis”, hasil pencarian terlihat dioptimalkan (SEO). Banyak hits yang muncul, baik yang berguna maupun yang tidak.

Proteksi terhadap Spam dan Malware

Bagusnya, website spam dan malware akan segera menghilang dari hasil pencarian. Di sini, Google bereaksi dengan sangat cepat dan efektif.

APA saja YANG MENGUBAH HITS PENCARIAN?

Seiring dengan waktu, hasil pencarian akan berubah karena beberapa faktor (bulatan biru). Apabila pengguna sudah login dengan Google Account dan sering mengklik sebuah link, link tersebut akan muncul di bagian atas (lihat gambar).

[Image: google2.jpg]


Mobile Surfing Melalui Ponsel

[Image: google3.jpg]

Pencarian Lokal Apps Places directory bisa mencari hotel di sekitar Anda.


Pencarian di ponsel bia­sa­nya berkaitan dengan pertanyaan seperti, di mana stasiun kereta, atau apotik terdekat? Google memang mendukung pencarian lokal, tetapi aplikasi khusus pencarian lokal, seperti Google Android App Places Directory biasanya memberikan hasil yang lebih baik. Aplikasi Android lainnya, Google Goggles, yang bisa melakukan pencarian di web berdasarkan obyek gambar yang dipotret dengan ponsel, mung­kin akan lebih efektif di masa mendatang.

USER DATA berlimpah

Google memperoleh banyak data pribadi yang akurat karena ponsel bersifat lebih personal. Provider iklan AdMob yang baru saja dibeli Google bisa mengirimkan iklan-iklan yang sesuai berdasarkan data-data tersebut. Sektor ini sangat menjanjikan, karena sejak tahun 2007, pencarian data melalui ponsel meningkat sekitar 50%.

Tes Usability

[Image: google4.jpg]
“Google masih yang terbaik untuk pencarian profesional”
Tim Bosenick (SirValUse Consulting)


Pernyataan Pakar Perbedaan Terlihat dalam Aspek Detail

Tiga mesin pencari sangat memiliki kemiripan dalam hal layout dan tampilan hasil pencarian. Hampir tidak tampak kekurangannya. Perbedaannya hanya terletak pada fungsi-fungsi spesifik. Poin terpenting adalah setting bantuan bagi pengguna, misalnya dengan memberikan usulan pencarian atau mengoreksi kesalahan ketik. Dalam hal ini, Google lebih unggul. Demikian juga de­ngan fungsi ekstra dan filter option. Google menawarkan fungsi ekstra yang lebih beragam dan tersusun rapi. Sementara Yahoo dan Bing menawarkan feature yang lebih sedikit untuk meng­optimalkan pencarian. Walaupun demikian, Google masih menjadi search engine terbaik dalam hal kemudahan penggunaan dan pencarian data secara profesional di Internet.

Struktur halaman depan

Tidak ada yang terlewatkan bagi Google. Link ke advanced search memang kecil, namun mudah ditemukan. Hanya saja fungsi tombol “I’m Feeling Lucky!” masih belum jelas.

Tampilan hasil pencarian

Tampilan hits pencarian jelas terlihat berbeda daripada tampilan iklan. Hits yang disisipkan, seperti Google Maps, masih terlihat kurang rapi.

Penanganan kesalahan entri

Google dapat mendeteksi kesalahan penulisan dengan baik dan menawarkan rekomendasi. Namun, koreksi tidak dilakukan secara otomatis. Walaupun demikian, cukup membantu apabila pengguna memang tidak melakukan kesalahan ketik.

Fungsi Advanced Search

Filter di samping hits dapat mempermudah pencarian. Sebaliknya, usability-nya belum maksimal dalam pencarian advanced karena setting yang rumit. Semuanya berada dalam satu halaman layar.

Mentuning Pencarian dengan Google

[Image: google5.jpg]

Lebih Akurat – Advanced search membantu Anda agar hasil pencarian lebih terarah dan akurat.

Anda dapat memfilter pencarian berdasarkan format file, jangka waktu, atau posisi pencarian di dalam halaman melalui menu “Advanced Search” yang terdapat di halaman awal. Anda pun dapat memakai filter langsung di dalam pencarian, misalnya: “File type:pdf xyz”, yang hanya menampilkan format PDF untuk pencarian “xyz” atau “cache:www.site.com”, untuk menemukan halaman-halaman lama dari sebuah website yang te­lah­ dihapus Google dari index-nya, tetapi masih tersimpan dalam cache. Place holder “*” (misalnya dalam “the *camera”) akan me­nampilkan hasil apa saja untuk pencarian tersebut. Dalam advanced search ini, tersedia juga opsi untuk mengkatifkan SafeSearch Filter yang akan menyaring berbagai jenis content dewasa.


Tes Privasi Data

Tujuan pengumpulan data

Google mengaitkan data-data dengan profile pengguna untuk menentukan pola pencarian pengguna agar algoritma pencarian lebih optimal dan penerapan iklan menjadi lebih efektif.

Jangka waktu penyimpanan data

Google menyimpan alamat IP selama 9 bulan, sedangkan Cookie ID pada Log-Files (lihat grafik di bawah) disimpan duakali lebih lama. Query pencarian atau waktu pencarian bahkan disimpan lebih lama.

Metode penghapusan data

Setelah jangka waktu 18 bulan, Google tidak menghapus semua data pencarian, melainkan mengaburkan Cookie-ID yang setiap saat dapat dicari kembali. Kondisi tersebut juga berlaku untuk alamat IP.

Cakupan cookies pada PC pengguna

Jumlah dan masa berlaku Google Cookies tidak menjadi masalah. Hanya saja, pengguna tidak dapat melihat informasi yang terhubung dengan ID.

interview Kebesaran Google Jadi Masalah

Pengacara Dr. Sebastian Kraska (Praktisi Hukum bidang TI)

Mesin pencari mana yang paling Anda rekomendasi dari segi hukum privasi data?

Sangat sulit untuk mengatakannya, karena provider tidak selalu transparan dalam meng­ungkap tujuan dan rincian data-data yang disimpan. Inilah yang menjadi permasalahannya. Saya menduga bahwa semua mesin pencari sama dalam hal pengumpulan data.

Komisi perlindungan data seringkali tidak berkutik menghadapi praktek pengumpulan data oleh Google. Mengapa sulit untuk menerapkan aturan hukum terhadap Google?

Hukum biasanya tertinggal dibandingan teknologi. Selain itu, hukum perlindungan data negara di luar AS biasanya tidak berlaku karena Google menawarkan layanannya dari AS.

Apakah perjanjian internasional mengenai perlindungan data dapat digunakan?

Saya meragukan itu, karena negara lain seperti AS atau negara di Asia memiliki pan­dangan­ yang berbeda mengenai privasi data, baik secara hukum maupun secara budaya.

Kembali ke Google: Mengapa raksasa mesin pencari tersebut selalu dikritik?

Pada kasus Google, kebesaran perusahaan menjadi masalahnya. Ini memungkinkan mereka untuk dapat mengumpulkan seluruh data, baik yang bersifat individu dengan cara-cara yang belum pernah ada, menghubungkannya dan bahkan memanfaatkannya.

Google Dashboard menunjukkan data-data apa saja yang disimpan Google tentang pengguna yang terdaftar. Bagaimana penilaian Anda mengenai layanan ini? Ini selangkah menuju transparansi, namun harus melibatkan semua pengguna.

[Image: google6.jpg]

engine serta layanan lainnya. Dengan cara ini, mereka juga mempertahankan posisinya di pasar. Layanan yang lebih beragam dan pangsa pasar yang lebih luas memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengumpulkan data yang lebih banyak.

Iklan sangat menguntungkan bukan hanya karena cakupannya yang luas, tetapi juga karena menampilkan iklan yang sesuai dengan kata pencarian. Apakah Google boleh melakukannya? Undang-undang tertentu di beberapa negara melarang eksploitasi data-data yang dikumpulkan saat melakukan pencarian tan­pa persetujuan penggunanya. Google memang menyatakan bahwa mereka patuh terhadap privasi data dan tidak ada data-data personal yang digunakan untuk menampilkan iklan. Namun, mereka juga menyatakan bahwa query pencarian dan alamat IP dipakai untuk pemetaan iklan bagi pengguna.

Monster Data: Menakutkan atau realitas?

Pemerhati sekuriti sering mengkritik Google karena mengambil keuntungan dari data-data pengguna dan mengunakan pemprosesan yang tidak transparan. Mantan pegawai Google di bagian Search Quality Team, Jonas Weber, menjelaskan bahwa pe­ngumpulan data dari berbagai layanan Google (seperti search engine, e-mail, dll.) di­simpan secara terpisah dan tidak dihubungkan dalam sebuah data pool besar. Di banyak negara, Google masih mendominasi layanan search engine (97%, dibandingkan, misalnya dengan AS yang sekitar 80%). Kualitas pencarian menjadi faktor utama Google tetap paling populer.

Dalam pengumpulan data, Cookies yang disimpan Google pada PC pengguna saat membuka website, menjadi bagian penting. Cookies berisi angka identifikasi unik (Cookie ID). Melalui ID ini, Google menghubungkan data-data, seperti kata pencarian, alamat IP, dan browser yang disimpan dalam log file khusus. Cookies kedua menyimpan setting pencarian personal, seperti jumlah hits pencarian pada website. Apabila pengguna kembali memakai Google Search, sebuah server akan membaca Cookie ID tersebut, menghubungkan entri database dengan ID ini dan mengirimkan informasi ke browser, agar browser kembali mendeteksi histori pencarian dan setting. Google memang bisa mengetahui PC dan browser, namun tidak penggunanya (kecuali login memakai Google Account miliknya). Google pun tidak bisa mengidentifikasi pengguna berdasarkan alamat IP, karena umum­nya berjenis IP dinamis dari provider. Mengetahui setiap pengguna berdasarkan kata pencarian juga tidak dimungkinkan.

Data Pengguna: Pilih dihapus atau anonim?

Google menyimpan Cookies pada PC pengguna selama 2 tahun (Yahoo selama 27 tahun). Untuk alamat IP, Google menyimpannya pada server mereka selama 9 bulan, sedangkan Cookie ID selama 18 bulan. Setelah itu, Google pun mengaburkan identitasnya agar status pengguna tidak lagi unik. Memang, data-data tersebut masih tersimpan pada server Google. Praktek ini dikritik karena data-datanya penguna tidak langsung dihapus selamanya. Dukungan positif diberikan ke Yahoo karena akan menghapus alamat IP dan Cookie ID setelah 90 hari. Alternatifnya gunakan search engine ano­nim, Ixquick (http://www.ixquick.com), yang tidak menyimpan Cookie ID dan alamat IP. Semua kata pencarian segera dihapus dalam waktu 48 jam. Namun, kualitas pencariannya tidak sebaik Google. karena memakai search engine dari Yahoo dan Bing.

***Bisnis Google yang berurusan dengan data-data pengguna me­mang menyisakan beberapa permasalahan hukum. Tuduhan utama bahwa Google mematai-matai pengguna bukanlah hal yang berlebihan karena mereka memang tidak boleh mengidentifikasi setiap pengguna secara detail. Sebenarnya, jaringan sosial Facebook justru lebih “mengancam” privasi karena lalu lintas data berkaitan langsung dengan pengguna. Layanan ini jauh lebih mengetahui privasi pengguna dibandingkan dengan Google. Apakah Google “mengintip pengguna untuk tujuan spionase atau sekadar menawarkan layanan web yang berguna, hanya masalah kepercayaan saja. Alternatif lainnya memang ada, tetapi fakta berbicara lain. Google tetap menjadi search engine paling digemari warga Internet, terlepas dari aktivitas mereka untuk terus menerus mengumpulkan data-data penggunanya.

Tips Lebih Akurat dengan Multi-engine

[Image: google7.jpg]

Berdampingan Hasil pencarian yang lebih akurat bisa bisa Anda peroleh dari layanan multi-search engine seperti yang disediakan layanan Googawho (atas) dan Mixxr (bawah). Alternatifnya, tersedia layanan Stingry (http://www.stringy.com), Bingle (http://bingle.nu), Furia (http://www.furia.com), dan lainnya.

Meskipun hasil pencarian data dari search engine Google relatif akurat dan lengkap, ada baiknya Anda pun menggunakan search engine lain sebagai referensi. Pada beberapa pencarian tertentu, search engine seperti Bing justru memberikan hasil yang lebih akurat dan lengkap. Berikut ini beberapa website yang menyediakan layanan side-by-side search engine.


Website ini mendukung pencarian dari berbagai search engine, seperti Google, Yahoo!, Bing, Ask, InfoSpace, AltaVista, Lycos, dan Dogpile. Hasilnya ditampilkan secara berdampingan (lihat gambar) dalam browser.


Dari namanya dapat diduga, website ini membandingkan dua search engine yaitu Google dan Bing dalam satu window browser.


Berbeda dengan kedua layanan di atas, selain menyediakan opsi search engine Google, Yahoo, dan Bing, Mixxr pun menyediakan layanan pencarian data di microblogging populer Twitter. Semua hasil pencarian dapat Anda tampilkan secara bersamaan pada browser.

Menghentikan Data Logger Google

Pengguna dapat menghentikan proses pengumpul data (data logger) yang dilakukan Google tanpa harus mengorbankan kualitas hasil pencarian data.

Cookies Dalam menu option Browser, Anda dapat menghapus Cookies yang tersimpan setelah mengakhiri setiap sesi secara otomatis. Pada Internet Explorer, setting Cookies tersebut tersedia melalui menu “Tools | Internet options | General | Browsing history”. Pada Firefox, klik menu “Tools | Options | Privacy” dan pilih “Use custom settings for history” pada opsi dropdown. Dengan setting ini, Anda juga dapat memblokir iklan-iklan tertentu.

IKLAN Apabila Anda tetap ingin menyimpan Cookies dan hanya memblokir iklan personalisasi, masuklah ke “Advertising Programs | Privacy Policy” di halaman awal Google. Pada halaman berikutnya, pilih “Advertising” pada bagian “Product information” dan klik “Opt out”. Untuk memblokir iklan di browser, gunakan fasilitas Ad-blocker, seperti add-on AdBlock Plus untuk browser Firefox.


[Image: google8.jpg]

Tersembunyi Tombol untuk menonaktifkan iklan memang ada tetapi sukar ditemukan.



Rangkuman Hasil Tes

Kualitas pencarian terbaik dan sumber data yang lengkap menjadikan Google sedikit lebih unggul daripada Yahoo dalam hal pencarian. Bing sedikit berada di bawahnya. Penyebabnya, Bing beta version masih belum optimal.



[Image: google9.jpg]



0 komentar:

Post a Comment

Coment dengan bahasa yang baik dan sopan yah, jangan lupa kirimkan kritik dan saran-nya, terima kasih...

**Salam Blogger**

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | JCpenney Printable Coupons