Tuesday, March 1, 2011

Mengapa Burung Membentuk huruf 'V' Saat terbang ?

Kalau kita tinggal di negara 4 musim, maka saat musim gugur, akan terlihat rombongan angsa terbang ke arah selatan untuk menghindari musim dingin. Angsa-angsa tersebut terbang dengan formasi berbentuk huruf “V”.Kita akan melihat beberapa fakta ilmiah mengapa rombongan angsa terbang dengan formasi bentuk huruf “V”?

Fakta (1) :

Kepakan sayap angsa di depan, memberi “daya dukung” bagi angsa dibelakangnya. Angsa di belakang tidak perlu susah-payah menembus ‘airwall’ di depannya. Hasilnya, seluruh kawanan angsa dapat menempuh jarakterbang 71 % lebih Jauh dari pada kalau setiap angsa harus terbangsendiri-sendiri.
Pelajaran (1) :

Bila arah dan tujuan kita sama, dan kita mau saling berbagi dalam perserikatan, maka pencapaian tujuan kita akan menjadi lebih cepat dan lebih mudah. Mampukah kita untuk saling dorong dan saling dukung satu sama lain dalam pencapaian tujuan bersama ?. Sudah seharusnya !. Karena angsa saja bisa !

Fakta (2) :

Kalau seekor angsa terbang keluar dari formasi rombongan, ia akan merasa berat dan sulit untuk terbang sendirian. Dengan cepat ia akan kembali ke dalam formasi untuk mengambil keuntungan dari daya dukung yang diberikan angsa di depannya.
Pelajaran (2) :

Kalau kita memiliki cukup logika umum, kita akan tetap berada dalam perserikatan bersama partner lain dan pengelolanya. Kita membuka diri untuk menerima dan memberi bantuan dari dan kepada partner lainnya. Lebih sulit untuk melakukan sesuatu seorang diri daripada melakukannya bersama-sama dalam perserikatan yang akan menjadi milikkita bersama.

Fakta (3) :

Ketika angsa pemimpin yang terbang di depan menjadi lelah, ia terbang memutar ke belakang formasi, dan angsa lain akan terbang menggantikan posisinya.
Pelajaran (3) :

Adalah masuk akal untuk melakukan tugas-tugas yang sulit dan penuh tuntutan secara bergantian dan memimpin secara bersama. Kita yakin potensi semua partner. Tapi, manusia saling bergantung satu sama lain dalam pengetahuan, keterampilan, kemauan, kapasitas, karunia lain yangunik, serta talenta atau sumber daya lainnya.

Fakta (4) :

Angsa-angsa yang terbang dalam formasi mengeluarkan suara riuh-rendah dari belakang memberi semangat kepada angsa yang terbang di depan sehingga kecepatan terbang dapat dijaga.
Pelajaran (4) :

Kita harus memastikan bahwa ucapan kita akan memberi dukungan kekuatan, bukan melemahkan. Semua partner dalam perserikatan akan saling memperkuat, sehingga hasil yang dicapai akan menjadi lebih besar. Dukungan dalam satu kesatuan hati dilandasi nilai-nilai luhur adalah kualitas suara dan ucapan partner yang diharapkan bersama oleh semua partner dalam perserikatan .

Fakta (5) :

Ketika seekor angsa menjadi sakit, terluka, atau ditembak jatuh, dua angsa lain akan ikut keluar dari formasi bersama angsa tersebut dan mengikutinya terbang turun untuk membantu dan melindungi. Mereka tinggal dengan angsa yang jatuh dan berusaha untuk mendorongnya agar dapat terbang lagi, tidak sampai mati. Setelah itu mereka akan terbang dengan kekuatan mereka sendiri atau dengan membentuk formasi lain untuk mengejar rombongan mereka.
Pelajaran (5) :

Kalau saja kita berperasaan seperti seekor angsa, kita akan tinggal bersama partner yang berada dalam kesulitan, seperti ketika segalanya baik, dan berusaha untuk mendorongnya agar dapat bangkit kembali.
 
 
 

Inilah Rahasia Kekuatan Tembok Besar China

Rahasia dari kekuatan dan umur panjang Tembok China terletak pada ketan yang digunakan sebagai perekat campuran semen, menurut penemuan sejumlah ilmuwan China.
Inilah Rahasia Kekuatan Tembok Besar China

Dr. Zhang mengatakan penggunaan ketan merupakan salah satu inovasi tekhnis terbesar pada jaman tersebut.

Para pekerja membangun Tembok Besar pada jaman Dinasti Ming, sekitar 600 tahun silam dengan mencampurkan tepung ketan dengan kapur, sebagai bahan standar campuran perekat, ujar Dr. Zhang Bingjian.

Campuran ketan mengikat batu bata begitu erat banyak rumput liar tidak bisa tumbuh. Namun, penolakan luas terjadi di selatan China terhadap pembangunan Tembok tersebut karena kaisar Ming meminta panen ketan di selatan untuk makanan pekerja dan sebagai campuran semen.

'Campuran perekat semen kuno tersebut, terdiri dari semacam campuran khusus organik dan anorganik,' ujar Dr. Zhang, pakar kimia dari Universitas Zhejiang, kota Hangzhou, China Timur, seperti dilansir Telegraph.

'Komponen organik, amilopektin, berasal dari bubur ketan yang ditambahkan ke dalam campuran semen,' imbuhnya.

'Komponen anorganiknya adalah kalsium karbonat dan komponen organiknya adalah amilopektin yang berasal dari ketan. Amilopektin membantu menciptakan mikrostruktur padat, menjadikan Tembok Besar lebih stabil serta memiliki kekuatan mekanis yang lebih besar,' menurut laporannya dalam jurnal American Chemical Society.

Dr. Zhang mengatakan, penggunaan ketan, bahan makanan pokok Asia Timur, merupakan salah satu inovasi tekhnis terbesar pada saat itu, yang membantu berbagai pusara, pagoda dan tembok pada jaman Dinasti Ming dari hantaman cuaca, gempa bumi serta bencana alam lainnya.
 

Rahasia Orang Tibet Tahan di Udara Rendah Oksigen

Sebuah studi baru menunjukkan adanya perubahan genetika yang memungkinkan orang-orang Tibet bertahan pada ketinggian (kadar oksigen rendah), di mana orang lain akan merasa pusing/jatuh sakit.

Dalam edisi online Preceedings of the National Academy of Sciences, sebuah tim internasional telah mengindentifikasi sebuah gen yang memungkinkan orang-orang Tibet bisa hidup dan bekerja di daratan yang berketinggian lebih dari dua mil di atas permukaan laut tanpa terkena penyakit akibat ketinggian.


Sebuah studi sebelumnya yang dipublikasikan pada 13 Mei 2010 di Majalah Science melaporkan bahwa Orang-orang Tibet secara genetika telah beradaptasi pada ketinggian yang ekstrim. Sekarang, kurang dari satu bulan yang lalu, studi yang kedua dari para ilmuan Tiongkok, Inggris, Irlandia, dan Amerika Serikat telah menemukan dengan tepat satu posisi tertentu dalam genom manusia; yaitu suatu varian genetika yang berkaitan dengan hemoglobin yang rendah pada darah- yang membantu menjelaskan bagaimana orang-orang Tibet mengatasi keadaan rendah oksigen.

Studi itu menunjukkan titik terang pada bagaimana orang-orang Tibet, yang hidup pada ketinggian yang ekstrim selama lebih dari 10.000 tahun, telah berevolusi sehingga berbeda dengan nenek moyang meraka yang tinggal di dataran rendah.


Tekanan udara yang lebih rendah pada dataran tinggi berarti molekul oksigen lebih sedikit untuk setiap udara yang diserap. “Ketinggian berpengaruh pada pikiran Anda, pernafasan Anda, dan kemampuan Anda untuk tidur. Tetapi Orang-orang asli yang tinggal pada ketinggian yang ekstrim tidak mempunyai masalah ini,” Kata co-author Cynthia Beall dari Case Western Reserve University. “Mereka mampu hidup pada kehidupan yang sehat, dan mereka menjalani secara sempurna dan nyaman,” Kata Beall.

Orang-orang yang tinggal dan bepergian ke dataran tinggi yang ekstrim merespon berkurangnya kadar oksigen dengan membuat lebih banyak hemoglobin yang merupakan komponen pembawa oksigen dalam darah manusia. “Itulah mengapa para atlit berlatih pada dataran tinggi. Mereka meningkatkan kapasitas komponen pembawa darah mereka,” kata Beall.

Tetapi terlalu banyak hemoglobin dapat menjadi sesuatu yang buruk. Hemoglobin yang berlebihan adalah pertanda dari penyakit pegunungan yang kronis, sebuah reaksi yang berlebihan pada ketinggian yang dicirikan dengan pekat dan kentalnya darah. Orang-orang Tibet menjaga kondisi rendahnya hemoglobinnya yang merupakan suatu upaya untuk menjaga agar tidak begitu rentan terhadap penyakit seperti penduduk non Tibet.

“Orang-orang Tibet bisa hidup setinggi 13.000 kaki tanpa meningkatnya konsentrasi hemoglobin seperti yang kita lihat pada orang-orang lain,” kata Beall.

Untuk menunjukkan secara tepat varian-varian genetika yang mengarisbawahi tingkat hemoglobin yang relatif rendah dari Orang-orang Tibet, para peneliti mengumpulkan sampel-sampel darah dari hampir dua ratus orang-orang kampung di Tibet yang hidup di daerah tinggi di Himalaya. Ketika para peneliti membandingkan DNA orang-orang Tibet dengan orang-orang yang hidup di dataran rendah di Tiangkok, hasil penelitian mereka menunjukkan dengan akurat ternyata DNA mereka tidak sama- yaitu sebuah gen pada kromosum 2 yang disebut EPAS1, yang terkadung dalam produksi sel darah merah dan konsentrasi hemoglobin dalam darah.

Bekerja secara terpisah, para peneliti dari studi yang pertama menetapkan temuan mereka secara bersama-sama pada pertemuan Maret 2009 pada National Evolutianary Synthesis Center di Durham, NC. “Beberapa orang dari kita telah meneliti pada keseluruhan DNA orang-orang Tibet. Yang lainnya telah melihat pada sekelompok kecil dari gen. Ketika kita saling berbagi temuan tiba-tiba kita menyadari bahwa kedua studi tersebut menghasilkan hasil yang sama yaitu EPAS1,” kata Robbin, pengagas pertemuan dengan Beall.

Sementara seluruh manusia mempunyai gen EPAS1, orang-orang Tibet mempunyai versi gen yang spesial. Melalui proses evolusi yang panjang, individu-individu yang mewarisi jenis gen ini mampu bertahan dan menurunkannya pada anak-anak mereka, sehingga jenis gen spesial ini menjadi sesuatu yang sudah lumrah di seluruh penduduk.

“Inilah tempat gen manusia pertama yang merupakan bukti nyata tentang adanya seleksi genetika di Tibet,” kata co-author Peter Robbins dari Oxford University.

Para peneliti masih mencoba memahami bagaimana orang-orang Tibet mendapatkan oksigen yang cukup pada jaringan tubuhnya walaupun pada kadar oksigen yang rendah dalam udara dan aliran darah. Sampai kemudian, petunjuk-petunjuk genetika yang tebuka lebih luas nampaknya menjadi akhir dari kisah ini. “Mungkin ada lebih banyak tanda-tanda yang bisa dikenali dan dijelaskan,” kata co-author Gianpiero Cavalleri dari Royal Collage of Surgeon di Irlandia.

Bagi mereka yang hidup dekat dengan ketinggian permukan laut, temuan-temuan itu mungkin suatu hari akan membantu memprediksikan siapa yang berada pada resiko yang tertinggi terkena sakit akibat ketinggian. “Sekali kita menemukan versi-versi ini, pengujian-pengujian bisa dikembangkan untuk menjelaskan bahwa seorang individu peka terhadap rendahnya kadar oksigen,” kata co-author Changqing Zeng dari Beijing Institute of Genemics.

“Beberap pasien, tua dan muda, dipengaruhi oleh tingkat rendahnya kadar oksigen dalam darah mereka- barangkali karena penyakit paru-paru, atau ada masalah dalam jantung. Beberapa orang bisa mengatasi lebih baik dari yang lain,” kata co-author Hugh Montgomery, dari University College London. “Studi-studi seperti ini adalah titik awal yang membantu kita memahami ”kenapa” dan mengembangkan pengobatan baru.”(Erabaru/Isw)

Catatan : Cerita ini diadaptasi dari sebuah News release yang diterbitkan oleh The National Evolutionary Synthesis Center.

Kumpulan Foto-foto Badai

Jim Reed, fotografer legendaris, sudah berhasil mendokumentasikan puluhan badai dan bencana alam lainnya. Paling merasa ngeri ketika mendengar suara seperti piton saat Badai Katrina.

Akhir Juli 2009, Jim Reed kembali mempromosikan buku yang kali pertama diterbitkannya pada 2007. Yakni, Storm Chaser: A Photographer's Journey. Dalam kesempatan itu, dia tidak sungkan menyebut dirinya storm chaser alias pemburu badai. Selama sekitar 20 tahun menantang maut, berada sedekat-dekatnya dengan badai untuk menangkap gambar terbaik, Reed menolak dikategorikan dalam kelompok pemburu badai.

Reed yang kelahiran Kota Albany, Negara Bagian Georgia, Amerika Serikat (AS) itu mengatakan bahwa dulu dirinya menghindari konotasi berlebihan yang menyertai kata pemburu badai. Karena itu, selama beberapa waktu, memilih disebut fotografer cuaca ekstrem. Tapi, belakangan, dia memaklumi penggunaan kata yang menjadi populer seiring dirilisnya film Twister dan serial tentang badai di Discovery Channel. Jadilah, dia menyelipkan kata storm chaser pada judul buku larisnya tersebut.

Menurut Reed yang tertarik pada cuaca ekstrem sejak anak-anak itu, dirinya menolak disebut sebagai pemburu badai karena tak mau disamakan dengan banyak pemburu badai yang belakangan muncul. Yakni, melalui tur-tur ekstrem yang mereka ikuti. 'Mereka melakukannya untuk kesenangan dan demi petualangan. Mereka mengambil gambar, bukan menciptakannya,' kata sarjana seni lulusan University of Southern California tersebut seperti dilansir welovedc.com.

Reed menyatakan sama sekali tidak mengejar apa pun. 'Yang saya lakukan adalah persiapan, evaluasi, tebakan kedua, dan prediksi.' Dia menuturkan, sebagai profesional, dirinya hanya berada di zona bahaya selama alarm peringatan belum dibunyikan. Tapi, biasanya, dia menempatkan diri pada zona paling berbahaya yang oleh pihak berwenang harus dikosongkan. Dengan demikian, dia benar-benar bisa berhadapan langsung dengan badai yang dinanti.

Nyali Reed telah mengantarkannya pada jenjang penghormatan tertinggi fotografer. Tidak ada seorang fotografer pun di seluruh Amerika Serikat, bahkan dunia, yang layak menyandang status fotografer cuaca seperti dia. Sejauh ini, pria berkacamata tersebut sudah berhasil mendokumentasikan 17 badai. Termasuk, Badai Charley yang menyapu Jamaika pada tahun 2004 dan Badai Katrina yang menghancurkan New Orleans pada 2005. Juga, ratusan tornado, angin ribut, petir, serta peristiwa alam yang tidak biasa lainnya.

Sampai sekarang, hasil jepretan kamera Reed tentang fenomena alam masih mendominasi media-media besar AS. Di antaranya, The New York Times, Time, Reader's Digest, National Geographic, U.S. News and World Report, Discovery Channel, dan Nikon. Seburuk apa pun gejala alam yang menyertai kelahiran badai, Reed selalu bisa mengabadikannya secara apik. Gambarnya jelas, menarik, dan bermakna.

'Yang paling membuat saya tidak tahan adalah suaranya. Anda mendengar orang minta tolong, binatang berteriak-teriak. Salah satu suara paling mengerikan yang terdengar saat Katrina adalah suara desis ular seperti piton. Langsung tebersit di benak saya, Apakah benar ada ular? Suara apa ini?' Belakangan, kami sadar bahwa itu suara pipa-pipa gas yang bocor,' kenangnya (Jawa Pos, Selalu Tempatkan Diri di Zona yang Harus Dikosngkan, Minggu 23 Agustus 2009)


Kumpulan Photo Kedahsyatan Alam

 
 
 
 
 
source : google

Orang Yang Bertahan Hidup Dari Hal Yang Tidak Mungkin

Vesva Vulovic : pramugari yang bertahan dari serangan teroris di atas 33.000 kaki.

 Vesva VulovicHow to survive a bombing at 33,000 feet

Pada tanggal 26 Januari 1972, sebuah maskapai penerbangan Yugoslavia DC-9 berangkat dai Kopenhagen Beogard dengan 28 penumpan dan awak. Di ketinggian 33000 kaki, ditemukan sebuah bom di bagian kargo, ditanam oleh kelompok separatis Ustashe Kroasia dan meledak. Pesawat hancur dan jatuh di pegunungan. Dan yang menjadi kisah fenomenal sepanjang masa, pramugari Vulovic Vesna selamat dari ketinggian 33000 kaki dengan duduk di ekor pesawat.

Vulovic yang berusia 22 tahun bahkan tidak seharusnya ada di pesawat itu. Saat ia dalam sebuah wawancara, ia mengatakan itu adalah Vesna yang lain yang seharusnya ada di pesawat itu, tapi dia senang dan perasaan campur baur karena diijinkan untuk melakukan perjalanan pertamanya ke Denmark. Karena kejadian itu dia mengalami cidera dengan tengkorak yang retak dua kaki yang patah dan tiga patah tulang belakang yang salah satunya hancur membuatnya lumpuh dari pinggang hingga bawah.

Vulovic menghabiskan bebrapa bulan masuk dan kluar rumah sakit dan melakukan operasi yang memungkinkannya berjalan lagi. Ia menjadi selebriti ketika Guinness Book of World Records mengundangnya unutk sebbuah upacara di London dengan Paul McCartney. Dia tercatat sebagai oarang yang mampu bertahan dari jatuh tanpa parasut.

2. Frane Selak : Lolos dari sebuah kecelakaan kereta api yang tergelincir pintu pesawat yang terbuka, tabrakan bus, mobil yang terbakar api, 2 kecelakaan mobil lainnya, kemudian menangkan loter jutaan Dollar.

Frane Selaklotreku....

Keberuntungan selalu ada disisinya atau sebaliknya untuk guru musik kroasia Frane Selak (lahir tahhun 1929), yang terkenal diseluruh dunia karena lolos dari banyak kecelakaan fatal. Yang pertama adalah pengalaman mati surinya karena kedinginan dimulai pada Januari 1962, ketika berada didalam kereta api menuju DuBovnik tiba-tiba kereta tergelincir ke dalam sungai yang dingin menewaskan 17 penumpang. Dia berhasil melarika diri dengan lengan yang patah, sedikit goresan dan memar. 

Setahun kemudian Selak terbang dari Zagreb ke Rijeka, ketika tiba2 angin bertiup dari cockpit pesawat, dan menerbangkan pintu pesawat, ia jatuh dari pesawat. Kecelakaan itu menewaskan 19 orang, tetapi Selak berunutng mendarat ditumpukan jerami dan bangun beberapa hari kemudian dirumah sakit dangn luka ringan.

Pada tahun 1966 iua mengalami kecelakaan ketiganya saat bepergian didalam bis yang kecelakaan dan terjun kedalam sebuah sungai. Ada empat orang yang tewas. Yang mengherankan, Selak berhasil lolos lagi tanpa terluka. Pada tahun 1970, Selak mengemudi mobil ketika tiba2 mobilnya terbakar. Beruntungnya lagi aia berhasil meninggalkan mobil sebelum tangki bahan bakarnya meledak. 

Tiga tahun kemudian mobil Selak kembali terbakar, api yang tertiup dari ventilasi udara. Ini merupakan kecemasan yang palin hebat, ia kehilangan sebagian besar rambutnya. Pada tahun 1995, Selak berada di Zagreb ketika ia tertabrak bus, lagi2 tanpa meninggalkan apa2 kecuali luka ringan. Tahu berikutnya saat ia berkendara melalui jalan gunung, Selak menabrak pagar pembatas untuk menghindari sebuah truk yang mendekat dan mendarat di pohon dan mobilnya meledak 300 kaki dibawahnya.

Dalm peristiwa pergantian mengejutkan pada tahun 2003, Selak memenangkan jutaan dollar lotre kroasia.

3.Andes Survivors : Jatuh dari pegunungan Andes dan bertahan selama 72 hari.

Frane SelakAndes Survivor...

Pada hari Jumat tanggal 13 Oktober 1972, sebuah angkatan udara uruguay terbang melintasi Andes membawa tin Rugby Stella Maris College dari Monteviseo, Uruguay untuk memainkan pertandingan di Santiago, Chili. Ketika peswat itu terbang melalui celah di pegungungan, pemantau udara di Santiago memberitahu pilot bahwa pesawat berada di atas Curico, Chili dan diijinkan unutk mendarat. 

Hal ini terbukti menjadi kesalahan yang fatal. Karena celah tertutup oleh awan, pilot harus mengandalkan waktu yang biasanya dibutuhkan untuk melintasi gunung. Namun mereka gagal meperhitungkan kuatnya arah angin yang pada akhirnya memperlambat pesawat dan meningkatkan waktu yang diperlukan untuk melintasi pegunungan. Akibatnya pembelokan dan penurunan pesawat yang terlalu cepat sebelum pesawat berhasil melintasi gunung.

Dua belas orang tewas dalam kecelakaan tersebut. Orang-orang yang selamat tidak hanya harus menahan lapar dan menghadapi pegunungan yang menakutkan tetapi juga suhu -30 derajat ketika malam hari. Mereka berthan hidup dengan cadangan makanan yang mereka miliki hingga mereka diselamatkantetapi mereka kehilangan harapan ketika mereka mendengar bahwa pencarian telah dihentika di radio. Putus asa dengan kurangnya makanan dan kelelahan fisik, mereka dipaksa untuk makan rekan mereka sendiri yang telah mati untuk terus hidup. 

Akhirnya setelah bosan dengan temperatur yang sangat rendah da n ancaman longsor serta sedih oleh kematian pasangan mereka dan prospek penyelamatan yang buruk, dua orang di antara mereka memutuskan untuk menyebrangi pegunungan unutk mncapai Chili. Pada tanggal 22 Desember 1972, setelah terisolasi 72 hari, dunia tahu bahwa ada 16 orang yang selamat di pegunungan Andes.

4. Anatoli Bugorski : Pria bertahan dari sebuah sinar eskalator partikel.

Anatoli BugorskiOrang Sakti....

Sebagai seorang peneliti di Institut tinggi energi Fisika di Protvino, Bugorski bekerja dengan eskalator partikel terbesar di Soviet. Pada tanggal 13 Juli 1978, ia sedang memeriksa sebuah peralatan yang tidak berfungsi ketika kecelakaan terjadi karena gagalnya mekanisme keamanan. Ia sedang membungkuk di atas peralatan ketika ia melongokan kepala di bagina dimana sinar proton bersinar. Dilaporkan ia melihat sinar yang “terangnya seribu kali sinar matahari”, tapi tidak merasa sakit. Sinar diukur sekitar 200.000 rad ketika memasuki tengkoraknya, dan sekitar 300.00 rad ketika keluar setelah bertabrakan dengan bagian dalam kepalanya.

Bagian kiri setengah wajah Bugorski membengkak dan membuatnya tidak bisa dikenali dan selama beberapa hari mulai mengelupas, meninggalkan bekas sinar proton yang telah membakar bagian wajahnya, tulang dan otak jaringan di bawahnya. Seperti yang diyakini bahwa sekitar 500-600 rad sudah cukup untuk membunuh seseorang, ia dibawa ke sebuah klinik di moskow dimana para dokter diharapkan bisa mengamati kematiannya. Namu Burgoski bertahan dan bahkan menyelesaikan pendidikan Ph.Dnya. Nyaris tidak ada kerusakan pada kemampuan intelekualnya, tetapi kelelahan kerja mental meningkat tajam. Ia benar2 kehilangan pendengaran di telingan kirinya dan dengungan yang tidak nyaman masih sering terasa. Wajah bagian kirinya membeku serta kerusakan saraf.

5. Roy Sullivan : Disambar petir sebanyak 7 kali.

Roy Sullivanflash....


Roy adalah seorang Virginia Forrest Rabger yang memiliki daya tarik luar biasa untuk petir atau lebih tepatnya petir mempunyai daya tarik terhadapnya. Selama 36 tahun karirnya sebagai ranger, ia tersambar petir sebanyak tujuh kali dan selamat setiap kali tersambar. Ketika mendapatkan sambaran petir ketujuh, ia mencatatkan dirinya dalam Guinness Book of World Records:

Pada tahun 1942, pertama kali tersambar petir mengenai kaki dan kukunya yang besar.
Pada tahun 1969, serangan kedua membuat alisnya terbakar dan membuatnya pingsan.
Padatahun 1970, dia tersambar petir lagi dan membuat bahunya terkoyak.
Pada tahun 1972, rambutnya terbakar dan merendam kepalanya untuk mendinginkannya.
Pada tahun 1973, petir kembali menyambar dengan merobek topinya dan membakar kepalanya dan melemparnya keluar dari truk dan merusak sepatu kirinya.
Pada tahun 1976, membuatnya cidera pada pergelangan kaki.
Pada tahun 1977, sambaran terakhir yang membawanya kerumah sakit denga dada dan perut terbakar.

Istrinya juga tersambar sekali ketika tiba2 sebuah petir menyambarnya saat ia dan suaminya sedang menjemur baju di halaman belakang. Pada tanggal 28 September 1983, Roy meninggal pada usia 71 tahun, dilaporkan tertembak oleh senapan shotgun yang tidak ada hubungannya dengan petir.

6. Joe Simpson: menaklukan Siula grande, jatuh 100 ke jurang es, merangkak selama 3 hari.

Roy SullivanSiula Grande....

Joe Simpson dan Simon Yates adalah orang pertama yang berhasil mendaki puncak Siula Grande, di pegunungan Andes, Peru. Bencana terjadi dalam perjalanan turun dan Yates terpaksa membiarkan Simpson yang terluka parah jatuh 100 kaki ke jurang es. Simpson selamat dari jatuh dan menghabiskan waktu tiga hari untuk merangkak kembali ke kemah utama.

7. Truman Duncan : Terbelah dua oleh kereta api.

Roy Sullivandibelah siah kuaing....

Petugas kereta api Truman Duncan jatuh di depan kereta yang bergerak. Dia tergilas di bawah dan terpotong dua. Meskipun kehilangan kedua kaki dan ginjalnya, Duncan selamat selama 45 menit, krmudian bertahan dengan melakukan 23 operasi.

8. Aron Ralston : Diamputasi lengan bawah bagian kanan agar dapat bertahan hidup di pegunungan.

Roy Sullivannaik gunung sampai tua....

Pada Mei 2003, Aron Ralstn ketika sedang dalam perjalanan canyoneering Blu Yohanes Canyon, sebuah batu jatuh dan menghimpit lengan kanannya dan menghancurkan lengannya. Setelah mencoba selama lima hari mengangkat dan memecahkan batu, keputusan membuatnya mengukir namanya, tanggal lahir dan tanggal kematian di batu tersebut, meminum air seni sendiri karena kekurangan air dan merekam video selamat tinggal kepada keluarganya. 

Akhirnya setelah mengalami dehidrasi dan mengigau, ia memutuskan untuk membungkukkan lengannya melawan desakan batu dan memathkan tulang radius dan ulna. Menggunkakn pisau tumpul pada alat multiuse, ia memotong jaringan yang lunak disekitar lengan yang patah. Ia kemudian menggunakan tang untuk memotong bagina tendon yang keras. Setelah Ralston diselamatkan, lengannya diambil oleh otoritas taman dan dipindahkan dari bawah batu. Dikremasi dan sdiberikan kepada Ralston. Ia kembali ke batu tersebut dan menaburkan abu disana.

9. Robert Evans : Selamat setelah ditabrak oleh mobil dan kereta api sejam kemudian

“Dia dua kali naik ambulans tadi malam” kata polisi. “

Roy SullivanSi untung....

Ini adalah sebuah keganjilan yang ekstrem bahwa seseorang tertabrak mobil dan kereta api pada malam yang sama. Saya tidak dapat membayangkan bahwa ini belum pernah terjadi sebelumnya.” Di suatu pagi bulan September 2008, seorang tunawisma berusia 46 tahun, Robert Evans ditabrak lari oleh sebuah mobil dan ketika berjalan dari rumah sakit ke perkemahan, ia terlempar dari jembatan kereta api yang sempit ke dalam sungai oleh kereta api, selamat dari kecelakaan kedua dalam tujuh jam. Polisi mengatakan bahwa Evans ditabrak oleh tangga kereta api yang terletak di samping kereta. Jembatan kereta api itu hanya cukup untuk menampung rel kereta api dan tidak untuk para pejalan kaki atau lalu lintas lainnya.

10. Mauro Prosperi: Bertahan 9 hari di Gurun Sahara.

Roy SullivanBunuh diri gak jadi....

Prospei, seorang pelari marathon des Sables pada tahun 1994 di maroko. Setelah melewati 6 hari dan jarak 233 kilometer badai padang pasir menyebabkan Prosperi kehilangan jalan. Akhirnya ia bingung dan belari ke arah yang salah, akhirnya berjalan beberapa raus kilometer ke Aljazair. Setelah 36 jam ia kehabisan makanan dan air. Dia bertahan hidup dengan meminum air seni sendiri dan memakan kelelawar yang tinggal disebuah masjid yang telah ditinggalkan dan kadang2 ular yang ditemukan di padang pasir. 

Tidak ingin mati di padang pasir, ia mencoba bunuh diri di masjid dengan mengoorok pergelangan tangannya denga pisau kecil yang dimilikinya. Usahanya gagal karena kekurangan air yang menyebabkan darahnya menebal dan brgumpal sebelum dia sempat mati.

Setelah 9 hari sendirian di padang pasir, ia ditemukan oleh keluarga nomaden dan dibawa ke sebuah kamp militer Aljazair dan dari sana dibawa ke rumah sakit. Dia telah terseat 186 mil dari rute marathonnya, dan dlaporkna telah kehilngan berat badan sekitar 30-40 pon.
 
 
 
 

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | JCpenney Printable Coupons