Tuesday, May 10, 2011

Tentang "Kotak Hitam" Pesawat


Banyak dari kita semua tahu kalo Black box merupakan sebuah kotak yang "bercerita", dikatakan bercerita karena dalam data yang tersimpan di dalamnya tersimpan semua aktivitas penerbangan yang dibutuhkan investigator dalam mengungkap kejadian apa yang menyebabkan sebuah kecelakaan penerbangan terjadi. Mungkin di sebut black untuk mengkonotasikan "black/Hitam" sebagai sebuah tragedi. Namun sejatinya Black Box pada pesawat tidaklah berwarna hitam, namun Orange atau Merah ( warna dicat terang agar mendapatkan tingkat visibilitas tinggi atau isitilah indonesianya menarik perhatian). Kotak hitam pertama mulai muncul pada tahun 1950 dan mulai diwajibkan pada tahun 1960-an.

"kotak hitam" adalah istilah umum untuk alat perekam pesawat komersial ( pesawat besar komersial membawa dua kotak hitam di dalamnya). Flight Data Recorder (FDR) mencatat berbagai parameter yang terkait dengan operasi dan karakteristik penerbangan pesawat. Cockpit Voice Recorder (CVR) rekaman suara awak pesawat, suara mesin, dan bunyi lainnya di kokpit. Semua pesawat komersial berbadan besar dan pesawat komersial yang lebih kecil atau milik korporasi (perusahaan), serta pesawat pribadi diwajibkan oleh hukum untuk membawa satu atau kedua kotak-kotak ini, yang umumnya berharga antara $ 10.000 dan $ 15.000. Black Box itu sendiri tahan terhadap suhu yang tinggi sampai 1.100 C. Crash Survivable Memory Unit (CSMU) berisi papan memori dikelilingi oleh isolasi termal baju besi dan baja yang dapat menahan dampak kecelakaan ribuan kali gaya gravitasi dan bertahan di laut pada kedalaman 14.000 - 20.000 kaki (4,270 m-6.096 m).


 
 
Selain itu untuk memudahkan pencarian posisi (terutama pencarian di bawah air) atau black box pesawat, dilengkapi pula underwater locator beacon yang kerjanya adalah terus-menerus memancarkan perekam ultrasonik dan Sinyal dapat mencapai permukaan dari kedalaman 14.000 ft. Desain modern kotak hitam diatur oleh sebuah kelompok yang disebut International Civil Aviation Organization (ICAO).

FDR selain telah saya sebutkan diatas juga mencatat data dari sejumlah sensor untuk memantau informasi seperti percepatan, kecepatan, ketinggian, posisi kontrol kokpit, termometer, pengukur mesin, aliran bahan bakar, permukaan atur posisi, status autopilot, beralih posisi, dan berbagai parameter lainnya. Kebanyakan parameter direkam beberapa kali per detik tetapi beberapa FDR dapat merekam semburan data pada frekuensi yang lebih tinggi saat masukan berubah dengan cepat. Black Box ini sendiri terletak dibagian rudder atau buntut pesawat dengan perkiraan bila terjadi sebuah kecelakaan maka bagian inilah yang relatif utuh dan tak hancur.


Asal Usul Kotak Hitam Penguak Misteri ini, yang bahannya ane comot-comot dari majalah Aviasi Edisi November.

MEDIA masa Australia pada tahun 1934 memberitakan kecelakaan jatuhnya sebuah pesawat penumpang de Haviland DH-86 dalam sebuah penerbangan rutinnya di sebelah timur negara itu. Pesawat yang jatuh dan tenggelam di Selat Bass itu menelan 12 korban jiwa. Ini berarti seluruh penumpang dan awaknya tewas.

Akibat peristiwa itu seorang anak berusia sembilan tahun yang bersekolah di sebuah Boarding School di Sydney kehilangan ayah untuk selamanya. Bocah itu bernama David Ronald Warren. Ayahnya Warren menjadi salah satu korban kecelakaan fatal pesawat itu. Hadiah terakhir sang ayah buat Warren Junior, anak kesayangannya sebelum terbang dengan pesawat naas itu adalah sebuah radio kristal. Benda inilah yang selanjutnya merangsang ketertarikan Warren muda dalam bidang elektronika.

Siapakah David Ronald Warren? Dialah yang di kemudian hari dikenal sebagai orang yang menggagas dan menciptakan Flight Recorder, alat yang digunakan merekam suara dan data penerbangan yang sangat berguna untuk inversitasi kecelakaan pesawat.

Pada tahun 1948 dengan gelar sarjana yang disandangnya, David Ronald Warren diangkat menjadi ilmuwan peneliti di Laboratorium Penelitian Aeronautika milik pemerintah Australia di Melbourne. Salah satu tugasnya adalah meneliti penyebab suatu kecelakaan penerbangan.

Ketika terjadi peristiwa tragis jatuhnya pesawat de Haviland Comet (DH-106), pionir pesawat penumpang jet milik BOAC pada pertengahan tahun 1950-an, David ikut terlibat dalam investigasi kecelakaan yang menghebohkan itu dan diberitakan luas di mana-mana.

Rasa frustrasi saat melakukan invesrigas kecelakaan pesawat jet ini membuatnya menerawang jauh. Dia membayangkan tragedi yang merenggut nyawa ayahnya. Dia berpikir alangkah lebih mudah bila saja ada saksi hidup atau sebuah benda yang bisa bercerita. Solusinya adalah flight recorder.

Ide brilian itu digagas oleh David pada tahun 1954. Protoripe flight recorder yang dirancang mampu merekam pembicaraan di kokpit selama empat jam, juga bisa merekam beberapa data penerbangan, dan dinyatakan siap diuji coba pada 1957.

Sayangnya di Australia waktu itu tidak ada badan atau swasta yang bersedia mendanai pengembangannya, hingga kemudian datanglah seorang staf dari CAA (Civil Aviation Administration) otoritas penerbangan Inggris yang merasa tertarik, lalu mengundang David untuk melanjutkan gagasannya itu.

Pernah ketika dalam suatu penerbangan, pesawat yang ditumpangi David mengalami kedaruratan, salah satu mesinnya mendadak mati. Kebetulan sekali dia membawa prototipe perekamnya itu. Untuk mewaspadai terjadinya eskalasi kondisi yang kian memburuk, dia pun segera mengaktifkan alatnya. Katanya kemudian: "just in case." ' Ya siapa tahu!

Perangkat Wajib

Setelah terjadinya kasus kecelakaan sebuah pesawat F-27 di Mackay, Queensland pada tahun 1960, yang bukti penyebabnya sulit terungkap mendorong otoritas penerbangan Australia men-geluarkan perintah kepada maskapai udara di negara kangguru itu untuk melengkapi armada pesawatnya dengan Cockpit Voice Recorder. Maka sejak tahun 1963 jadilah Australia negara pertama yang mewajibkan (mandatory) alat perekam ini terpasang di semua pesawat penumpang yang terdaftar di wilayah kedaulatannya.

Kontrak pertama pengadaan Cockpit Voice Recorder jatuh ke sebuah perusahaan di Amerika Serikat. Waktu itu media rekam yang digunakan berupa pita magnetik biasa seperti alat perekam pada umumnya.

Flight Recorder yang paling anyar kini sudah menggunakan teknologi digital canggih, yang dapat menyimpan lebih dari 1.000 parameter data. Dua buah flight recorder harus terpasang di setiap pesawat penumpang dengan regulasi tertentu, CVR (Cockpit Voice Recorder) dan FDR (Flight Data Recorder) yang masing-masing berfungsi untuk merekam percakapan di kokpit dan data penerbangan. Tetapi konsep dasar flight recorder tetap sama seperti yang sudah diawali oleh David Ronald Warren.

Meskipun flight recorder (CVR dan FDR) yang sudah terlanjur populer di masyarakat umum dengan sebutan black box, kenyataannya Si Kotak Hitam itu tidaklah berwarna hitam, melainkan benwarna oranye dan ditempeli strip fluorosensi, yang memang sengaja didesain agara terlihar kontras mencolok, sehingga bila terjadi kecelakaan akan mudah ditemukan di antara benda-benda lainnya.

Hidup Sederhana Hingga Akhir Hayatnya

Sosok David Ronald Warren adalah seorang intelektual berkepribadian menarik yang terinspirasi dari tragedi kecelakaan pesawat terbang yang merengut jiwa ayahnya. Hal inilah yang mendorong terciptanya flight recorder, si kotak hitam itu.

David yang pensiun dari Laboratorium Penelitian Aeronautika di Melbourne tahun 1983 tidak pernah mendapatkan keuntungan finansial dari hasil gagasannya. Dia sudah cukup bahagia menikmati hidup sederhana bersama istri, empat anak dan cucu-cucunya.

Dalam usk 85 tahun, pada 19 Juli 2010 yang lalu David meninggal dunia. Ketika dimakamkan, petia jenazah David Ronald Warren diberi warna oranye yang bertuliskan "FLIGHT RECORDER INVENTOR, DO NOT OPEN."

Pada tahun 2008 maskapai penerbangan Qantas mengabadikan namanya pada salah satu armada Super Jumbo A-380 terbarunya sebagai penghormatan dan peringatan untuk mengenang jasanya.

 
Tanggal Lahir : 20 Maret 1925, Groote Eylandt, Northern Territory, Australia
Wafat : 19 Juli 2010 (Usia 85) Melbourne, Victoria, Australia
Kebangsaan : Australia
Almamater : University of Sidney

1 komentar:

Langgeng Agung Pambudi said...

Sangat berjasa sekali Alm. tersebut dlm pengembangan dunia teknologi modern ini, begitu mulainya beliau hingga akhir hayat y tdk mendptkn santunan.
Smga alm di terma d si2nya
jas merah = jangan pernah melupakan sejrah meskpn sejarh itu sendiri sudah tidk pernah kg di ceritakan

Post a Comment

Coment dengan bahasa yang baik dan sopan yah, jangan lupa kirimkan kritik dan saran-nya, terima kasih...

**Salam Blogger**

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | JCpenney Printable Coupons