Friday, February 18, 2011

4 Demonstran Bahrain Tewas Dihajar Aparat

Kamis dini hari, aparat menyerbu tenda demonstran di Alun-alun Manama. Bahrain lumpuh. 

 

Demonstrasi rakyat Bahrain di Kota Manama (AP Photo/Hasan Jamali)
 
Tank-tank dan kendaraan berat lainnya mulai diturunkan di sekitar Alun-alun Mutiara di kota Manama, Bahrain, seiring dengan bentrokan yang semakin menjadi antara aparat keamanan dan demonstran. Dilaporkan sedikitnya empat orang telah tewas dihajar aparat. Sementara, massa demonstran yang marah membalas dengan lemparan batu.

Dilansir dari laman Associated Press, Kamis, 17 Februari 2011, situasi di Bahrain semakin memanas. Bentrokan membuat negara itu lumpuh sementara karena para pekerja memilih tinggal di rumah. Bank dan kantor pemerintahan juga terpaksa ditutup.

Bentrokan dimulai pada Kamis dini hari saat pasukan aparat keamanan menyerbu tenda-tenda demonstran di Alun-alun Mutiara tanpa peringatan sebelumnya. Tenda-tenda dan spanduk serta poster-poster menentang pemerintahan dihancurkan oleh aparat keamanan. Tembakan gas air mata dan peluru karet membuat para demonstran berlarian.

Bentrokan semakin parah saat para demonstran melawan balik aparat keamanan. Mereka melemparkan batu dan merusak trotoar jalan, untuk mendapatkan batu tambahan. Tim medis melaporkan sudah empat orang yang ditemukan tewas. Korban terakhir dibiarkan berada di tepi jalan sekitar 20 meter dari alun-alun, ditutupi kain putih. Sementara itu, gas air mata masih mengepul di lokasi dan tembakan peluru karet masih terdengar.

Seorang demonstran, Mahmoud Mansouri, mengatakan bahwa aparat keamanan menyerbu tenda-tenda mereka secara mendadak dan brutal di pagi buta. Mobil-mobil polisi juga ditempatkan disekeliling alun-alun, mengepung para demonstran yang berlarian.

“Kami berteriak ‘Kami damai! Damai!’ wanita dan anak-anak juga diserang sama seperti kami. Mereka menyerbu tepat ketika awak media meninggalkan kami. Mereka tahu apa yang mereka lakukan,” ujar Mansouri.

Sadek Hariri, 44, adalah dokter yang bertugas memeriksa demonstran yang sakit di sebuah tenda, mengaku juga menjadi sasaran keganasan aparat. Dia mengaku diikat, dipukul dan dilempar ke dalam bus seperti yang lainnya,

“Mereka memukuli saya sangat parah, sehingga saya tidak bisa melihat. Banyak sekali darah dari kepala saya,” ujar Hariri.

“Saya sudah berteriak, ‘Saya dokter! Saya dokter!’ tapi mereka tetap tidak berhenti,” lanjut Hariri lagi.

Alun-alun Mutiara memang menjadi titik kumpul para demonstran sejak dua hari lalu ketika bentrokan pertama antara demonstran dan aparat keamanan pecah, menewaskan dua orang. Mereka mengeluhkan sulitnya lapangan pekerjaan dan perumahan yang layak. Demonstran yang kebanyakan adalah warga Syiah merasa muak dengan diskriminasi yang dialamatkan pemerintah kepada mereka.

Kendati Syiah merupakan warga mayoritas, namun pemerintahan yang dominan Sunii melarang warga Syiah untuk menjadi pegawai pemerintahan, kepolisian dan militer. Mereka menuntut pemerintahan monarki Sunni yang diskriminatif diganti dengan pemerintahan baru yang lebih toleran. (umi)
 
 
 
 

0 komentar:

Post a Comment

Coment dengan bahasa yang baik dan sopan yah, jangan lupa kirimkan kritik dan saran-nya, terima kasih...

**Salam Blogger**

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | JCpenney Printable Coupons