skip to main |
skip to sidebar
4:54 AM
Unknown Person
No comments
ilustrasi
MEDAN - Hidup dengan organ tubuh lengkap tentunya menjadi anugerah terbesar bagi siapa pun. Namun, tidak demikian dengan Junianto Patra. Bayi itu selama delapan bulan hidup tanpa hidung.
Praktis, sejak lahir anak dari pasangan Benteng Situmorang (28) dan Tika Noprianingsih (20) ini tidak pernah merasakan bagaimana indra penciuman dan hanya mengandalkan mulut untuk bernapas.
"Ketika lahir, ternyata ada kelainan pada wajahnya. Ia tidak punya hidung. Mungkin memang ini takdir dari Tuhan, ya mau bagaimana lagi," ungkap sang ibu, Tika saat ditemui okezone di rumahnya, Desa Namubatang, Kecamatan Namorambe, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara,Selasa (15/2/2011).
Padahal, menurutnya selama hamil dia selalu rajin datang memeriksakan diri ke posyandu di kampungnya. Selama pemeriksaan, petugas selalu mengatakan bahwa janin dalam kandungannya sehat dan tidak terjadi kelainan apapun.
Tika sendiri mengaku tidak pernah terjatuh saat hamil atau mengalami hal-hal yang aneh. Dia juga tidak pernah minum jamu atau obat-obatan. Namun, bayinya memang lahir prematur dengan usia kandungan delapan bulan dan berat 1 kg. Sedangkan saat ini, berat sang bayi mencapai 5 kg.
Hingga kini, Junianto terpaksa harus bernafas melalui mulut. Sejak usia satu bulan, dia juga tidak bisa lagi meminum ASI, dan terpaksa diganti dengan minuman susu formula. Karena, jika minum ASI, nafasnya selalu sesak akibat tidak bisa bernafas melalui mulutnya yang minum susu.
Tika dan suaminya Benteng terpaksa harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli susu formula senilai Rp60.000 perminggu. Padahal, Benteng hanya bekerja sebagai penderes pohon aren milik orang dengan penghasilan Rp700.000 perbulan.
"Banyak yang suruh kita ke dokter. Tapi, kita tidak punya uang. Kita juga belum punya Kartu Jamkesmas. Kartu Keluarga kami saja sampai saat ini belum siap sejak tahun lalu," tutur Benteng lirih.
Mereka berharap uluran tangan dermawan dan bantuan pemerintah daerah agar bisa memberikan perobatan untuk kesembuhan anak pertamanya itu. Mereka berharap anaknya dapat segera sembuh jika ada bantuan dari para dermawan atau pemerintah.
"Sampai saat ini belum ada titik terang. Anak saya masih saja seperti ini. Kami kasihan juga melihatnya, karena tidak bisa bernafas dengan hidung," tambah Tika.
(ded)
0 komentar:
Post a Comment
Coment dengan bahasa yang baik dan sopan yah, jangan lupa kirimkan kritik dan saran-nya, terima kasih...
**Salam Blogger**