Wednesday, February 23, 2011

Bayi Empat Bulan cuma 2,8 Kg

KOMPAS/ARYO WISANGGENI G Ilustrasi: Bayi berumur setahun sebelas bulan, Dea Adelia (tengah), meninggal di Makassar pada Sabtu (1/11) karena kekurangan gizi. Dea sempat dirawat di Rumah Sakit Labuang Baji Makassar, namun tidak tertolong karena terlambat mendapat penanganan dokter. 

Solehwanto (4 bulan) terlihat sungguh kecil. Lebar lengannya bahkan lebih kecil dari dua jari orang dewasa. Panjang tubuhnya hanya sekitar 40 sentimeter dengan berat sekitar 2,8 kilogram (kg).
Beratnya lebih kecil dibandingkan anak-anak seusianya yang biasanya memiliki berat setidaknya 5,6 kg.
Sri Kuanti (36) menggendong Soleh, anak kelimanya itu. Sri tengah menenangkan anaknya dengan memberi air susu di ruang tamu rumahnya di Kompleks Perumnas II Parung Panjang, Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang ditempati gratis atas seizin pemilik rumah.
”Dia lahir prematur, sekitar enam bulan 10 hari. Waktu itu beratnya hanya 1,5 kilogram,” tutur Sri Kuanti, Selasa (22/2/2011).
Menurut Sri, Soleh dilahirkan di muka pintu rumahnya itu dengan dibantu seorang dukun beranak.
Soal uang, dia memang merasa pusing. Suaminya, Slamet (37), yang bekerja sebagai pembuat batu bata, penghasilannya tak tentu. Jika sedang ramai, hanya mendapat Rp 400.000 per minggu. Belum lagi sejak dua bulan lalu ia harus mencicil kredit televisi dan pemutar cakram Rp 20.000-Rp 25.000 per minggu. Suaminya nekat membeli barang-barang itu secara kredit.
Saat ditemui Sri juga mengaku belum sarapan sama sekali. ”Malas makan,” tuturnya.
Di dapur rumahnya hanya terlihat sepiring nasi sisa kemarin, satu bungkus mi instan, serta satu plastik beras.
Ia pun tak pernah memeriksakan anaknya ke puskesmas karena takut mengeluarkan biaya. Baru Selasa siang Soleh dibawa ke Puskesmas Parung Panjang. Menurut Kepala Puskesmas Parung Panjang dr Dede Agung P, selain pertumbuhannya yang tak seperti anak-anak normal, Soleh juga diduga mengalami gangguan jantung.
Mengapa tidak bisa termonitor lebih awal? ”Kami tidak bisa turun ke satu per satu. Orangtua juga punya tanggung jawab,” tutur Dede.
Kehidupan mereka yang sudah berat menjadi semakin berat. (Antony Lee)


kompas

0 komentar:

Post a Comment

Coment dengan bahasa yang baik dan sopan yah, jangan lupa kirimkan kritik dan saran-nya, terima kasih...

**Salam Blogger**

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | JCpenney Printable Coupons